Sabtu, 08 Oktober 2016

Minoritas - Linda Cristanti

TENTANG KEBERPIHAKAN, IDENTITAS, MINORITAS DAN MAYORITAS

Ada sebuah kutipan menarik dari Dan Brown, penulis novel detektif itu, dalam novelnya “Inferno”. Katanya, dalam suatu konflik, siapa pun yang tidak memihak keadilan, kebenaran dan kemanusiaan adalah mereka yang layak menjadi penghuni kerak neraka paling dalam. Hal itu pula yang kita semua lakukan ketika kita memihak Jokowi dalam Pemilu lalu. Ketika itu kita berpihak kepada keadilan, kebenaran dan kemanusiaan untuk menghindari kerak neraka paling dalam.

Mempraktikkan sikap itu tidak mudah, sehingga kita semua yang melakukannya adalah orang-orang terpilih dalam sejarah. Untuk mempraktikkan sikap semacam itu diperlukan kecerdasan berpikir, pengetahuan, wawasan, pandangan yang jernih, sikap kritis dan konsistensi, serta keberanian mengikuti hati nurani.

Sejumlah orang menjadikan “minoritas” sebagai alasan keberpihakannya dalam sebuah konflik. Sejumlah orang menjadikan “marginalitas” sebagai alasan keberpihakan dalam sebuah konflik. Menjadikan “minoritas” dan “marginalitas” sebagai alasan keberpihakan dalam sebuah konflik pada akhirnya akan membuat kita kecewa. Mengapa?

Islam dulu adalah agama minoritas. Tetapi di masa Dinasti Umayyah berjaya, ia menjadi mayoritas dan menindas. Kristen di masa Romawi adalah minoritas, tetapi ketika menjadi mayoritas ia menindas lalu mencipta perang agama 100 tahun dan perang agama 30 tahun di Eropa. Protestan dulu minoritas, ketika membesar dan mayoritas, ia menjelma dalam politik sebuah negara seperti Amerika Serikat dan mengeksploitasi Amerika Latin yang Katolik.

Di masa kolonial Hindia Belanda, bangsa Jawa adalah bangsa yang minoritas dalam kekuasaan kolonial. Bangsa Jawa adalah bangsa yang paling menderita di masa itu, bukan bangsa Aceh. Mereka dieksploitasi sebagai budak dan kuli paksa, sehingga merasakan sakit dan pedih yang luar biasa akibat penjajahan. Sebab pusat kekuasaan kolonial ada di Pulau Jawa.  Fakta sejarah tersebut sampai menginspirasi Soekarno, pejuang kemerdekaan dan presiden pertama Indonesia, mengeluarkan pernyataan yang diperluas isu dan konteksnya menjadi “bangsa Indonesia adalah bangsa kuli, yaitu kuli di antara bangsa-bangsa”. Tetapi apa yang terjadi kemudian? Bangsa Jawa menjadi mayoritas dan mendominasi pemerintahan Indonesia, sehingga menjadi penindas baru di negara Indonesia modern.  Praktiknya berlangsung di Aceh dan di wilayah-wilayah luar Jawa.  Politik Jawanisasi ala Suharto, presiden kedua Indonesia, menebarkan momok yang disebut “kolonialisme Jawa” dan menjadikan sila ketiga dari Pancasila kadang-kadang terdengar sebagai "persatean Indonesia".

Dulu bangsa Amerika harus berperang melawan  Perancis, Inggris dan Spanyol untuk menguasai bagian utara benua itu. Penindasan membuat mereka yang minoritas ini bersatu dalam sebuah identitas, bernama bangsa Amerika. Hal itu diuji lagi ketika perang budak terjadi. Pihak yang membela pembebasan budak kemudian mengusung nilai-nilai kebebasan, persamaan dan persaudaraan sebagai identitas mereka. Kini Amerika Serikat menyebarkan identitas barunya ke seluruh dunia, yaitu “demokrasi”, yang mencipta hegemoni dalam wujud yang lebih modern, yakni neoimperialisme pemikiran, neoimperialisme budaya dan neoimperialisme ekonomi (apa yang dulu telah diperingatkan oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno, dalam istilah “nekolim”). Praktik hegemoni negara adikuasa ini begitu nyata di hadapan kita, yakni mengontrol sumber-sumber daya alam dan membiarkan konflik berlarut-larut di berbagai negara, terutama  di negara-negara Timur Tengah yang kini menjadi pusat minyak dan karenanya, menjadi pusat dunia.

Dulu Cina pernah dijajah Dinasti Yuan dari Mongol dan menjadi minoritas dalam kekuasaan, menderita, merasakan sakit pedihnya penindasan tanpa batas. Tetapi ketika Cina di masa Dinasti Ming menjadi sebuah negara yang kuat, Majapahit dipaksa memberi upeti. Cina mengirim kapal perangnya ke negeri yang tak mau takluk. Perubahan  kekuasaan dalam sejarah terjadi lagi ketika Cina kemudian dijajah bangsa Manchu, lalu akhirnya menjadi negara Cina modern dan mandiri berkat Sun Yat Sen. Tetapi apa yang terjadi sekarang? Negara Cina mematok Laut Cina Selatan, dengan mendirikan bangunan baja yang tersebar di Laut Cina Selatan sebagai penanda itu wilayahnya dan menakutkan negara-negara di sekitarnya. Konflik Laut Cina Selatan sekarang ini menunjukkan wajah asli negara tersebut, yaitu  taring dan kuku. Dalam sejarah peradaban manusia, baru kali ini laut dipatok! Korea Selatan, Taiwan, Jepang, India, Rusia, Filipina, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Brunei, Indonesia dan negara-negara Pasifik (Australia, Selandia Baru) ngeri dengan aksi brutal tersebut sebagai upaya Cina menjadikan Laut Cina Selatan kampung halaman. Meskipun tidak berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan, negara-negara seperti Australia, Selandia Baru,  Rusia, dan India, bahkan Amerika Serikat dan Perancis, akan kena dampak secara ekonomi, politik, militer dan lingkungan ketika laut itu menjadi milik Cina.

Di Rusia masa lalu, kaum Bolshevik menjadi minoritas dan dikejar-kejar seperti tikus untuk ditumpas. Tetapi setelah kemenangannya, negara Uni Soviet pun berdiri. Pemerintah Soviet mendominasi seluruh Eropa Timur, Asia Timur dan Asia Tengah. Dominasi tersebut baru berakhir ketika Uni Soviet runtuh.  Padahal dulu gerakan kaum Bolshevik adalah gerakan wong cilik, gerakan kaum proletar, gerakan buruh, sampai akhirnya menguasai dunia. Namun ketika ia berkuasa,  untuk pertama kalinya pula kita mengenal kosa kata dunia yang menyeramkan itu, “gulag archipelago”.

Dulu bangsa Yahudi menjadi minoritas yang tertindas dan diburu untuk dimusnahkan seperti hama wereng di sawah-sawah Pulau Jawa.  Puncaknya, di masa NAZI Hitler. Kamp-kamp konsentrasi berdiri. NAZI menghantui seluruh Eropa dengan kekejamannya dan korban utamanya adalah bangsa Yahudi. Sampai hari ini bahkan museum-museum Yahudi yang tersebar di Eropa masih berjaga dari tindakan penyerangan oleh kelompok-kelompok neofasis. Tetapi apa yang terjadi sesudah Perang Dunia II berakhir dan negara Israel berdiri pada 14 Mei 1948? Pemerintahannya menindas seluruh Timur Tengah. Negara Palestina dicaploknya. Tiga wilayah Palestina merdeka, yakni Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur dirampasnya tanpa menghiraukan Resolusi Dewan Keamanan PBB pada tahun 1967, yang isinya menuntut negara Israel mengembalikan tiga wilayah itu kepada negara Palestina. Dari yang ditindas, menjadi penindas. Namun, perlakuan istimewa tetap didapatkan oleh negara Israel yang kerapkali berlindung dengan memproklamasikan masa lalunya sebagai minoritas itu dan meminta seluruh dunia memaklumi kebrutalannya sebagai bekas minoritas.

Di Indonesia hari ini, pejabat sementara gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memanfaatkan posisinya sebagai minoritas juga untuk menjalankan kepentingan dirinya. Ia menyatakan semua orang yang mengkritik tindakannya sebagai pemimpin Jakarta adalah para pengusung rasisme. Tetapi di lain pihak, ia juga dengan bangga memproklamasikan dirinya sebagai preman.  Dulu Ali Sadikin, seorang letnan jenderal marinir yang menjadi gubernur Jakarta, juga seorang yang keras, tetapi tidak pernah bertindak brutal dan berkata-kata brutal. Ia bertindak tegas untuk kepentingan rakyat di Jakarta untuk menindak tiap penyelewengan dalam pemerintahannya tanpa ampun.  Ali Sadikin tidak bertindak membabi-buta, melainkan berdasarkan bukti, pemikiran, dan keputusan yang diperhitungkan dampaknya.   Ahok kebalikannya. Ia bertindak kasar, merendahkan siapa pun justru untuk membangun posisi tawar yang tidak adil bagi kita. Ia mencipta kekacauan agar mendapat pembenaran dengan menyatakan dirinya minoritas. Ia berkali-kali meminta negara melindungi dirinya secara habis-habisan sebagai minoritas.

Mari kita tinggalkan kata “minoritas” ini untuk menjadi alasan keberpihakan kita dalam sebuah konflik. Sebab kata ini dapat diselewengkan demi keuntungan dan motif politik tertentu. Bagaimanapun Ahok adalah seorang politikus, bukan penjual ikan yang buta huruf dari provinsi Bangka-Belitung, tempat asal saya itu. Tirani minoritas sama berbahayanya dengan diktator mayoritas.

Kata-kata yang dikeluarkan Ahok sama sekali tidak mencerminkan kata-kata seorang pemimpin. Kita tidak memerlukan seorang preman sama sekali untuk menjadi pemimpin kita. Tidak sama sekali.

Sekarang kita bertanya kepada Ahok apakah kakeknya pernah menjadi korban untuk mendirikan republik ini, ditangkap Belanda atau disiksa atau dibuang atau dihukum mati demi negeri ini? Tanya pada Ahok. Kalau pernah, tanyakan siapa nama kakeknya dan apa peristiwanya, sehingga ia ingin lebih istimewa dibandingkan kita semua.  Mungkin sudah banyak orang kesal terhadap  Ahok dan saya yakin bahwa kekesalan mereka bukan karena suku atau asal usul Ahok,  melainkan karena tindakannya dan ucapannya sendiri ketika menjadi pemimpin Jakarta sekarang ini.

Peristiwa-peristiwa dalam sejarah dunia dan di sekeliling kita memperjelas bahwa keberpihakan kita harus bersandar kepada akal sehat, hati nurani, nilai-nilai kemanusiaan,  pengetahuan, wawasan, sikap kritis, keberanian dan prinsip-prinsip keadilan yang menyelesaikan persoalan hidup manusia dengan cara bermartabat.

Sabtu, 24 September 2016

PS

SEPERTI PRABOWO MENUNTUT PENGADILAN MILITER, SAYA MENUNTUT PENGADILAN JOKOWI
by 'jihan nadira'

Cuplikan Buku Jokowi Undercover (re POSTING)
Penipuan di Masa Kampanye

Resmi sudah Jokowi-JK berpasangan maju berhadapan dengan Prabowo-Hatta. Kampanye yang paling tinggi profilnya tentu saja adalah debat acara debat capres ala KPU.
Pendukung Jokowi sudah siap bersorak mendukung jagonya, betapa pun tolol dan naifnya omongan Jokowi-JK.
Misalnya Jokowi berkata bahwa dia adalah ahli e-budgetting  dengan sistem manajemen real time, di mana penyimpangan anggaran bisa diketahui seketika dan secepatnya. Pendukungnya bersorak-sorak mengagumi omongan Jokowi itu, sambil melupakan bahwa omongan Jokowi itu kontradiktif dengan kenyataan bahwa kasus impor karatan dari China menunjukkan kelemahan kontrol anggaran oleh Jokowi sebagai Gubernur Jakarta.
Kalau e-budgetting dan kontrol manajemen anggaran DKI berjalan sesuai omongan Jokowi dalam debat Capres, berarti dia sudah mengetahui penyimpangan sejak awal. Toh semua penyimpangan terus terjadi sampai ketahuan bus-nya karatan. Berarti Jokowi terlibat sejak awal ?
Kalau Jokowi benar-benar tidak tahu terjadi penyimpangan, berarti omongan dia dalam debat capres itu hanya bualan bernilai nol besar ? Tapi pendukungnya sudah kosong kepalanya, mereka tetap bersorak dengan gegap gempita. Alwi Shihab bahkan melonjak-lonjak seperti kera di deretan depan para pendukung Jokowi.
Jokowi-JK mendukung pemekaran daerah dan Pilkada langsung. Prabowo-Hatta menentangnya. Anehnya, kiai-kiai dan buya-buya pendukung Jokowi lupa, bahwa NU dan Muhammadiyyah sudah sepakat bahwa Pilkada langsung lebih banyak kejelekannya daripada kebaikannya. Dan semua Jokowers tetap bersorak-sorak dengan segala kekosongan kepalanya.
Yang paling tragis adalah ketika Prabowo berani menyatakan secara terbuka bahwa dia sanggup menutup kebocoran sampai Rp 1000 trilyun per tahun dari kekayaan nasional kita ke tangan pihak-pihak serakah di luar negeri.
Pak tua Jusuf Kalla, entah benar-benar bego, atau pura-pura bego, ngomong bahwa tidak mungkin terjadi kebocoran APBN sebesar itu, yang berarti anggaran bocor Rp 3 trilyun per hari. Dramatisasi kata-kata bohong yang benar-benar pernah keluar dari mulut si tua bangka Jusuf Kalla !
Kalla seharusnya dibentak saat itu juga, siapa yang ngomong itu kebocoran dari APBN ?!!!
Prabowo tidak sekalipun ngomong dari APBN, melainkan dari potensi penipuan sistem bagi hasil tambang-tambang kita dan dari penggelapan pajak tambang.
Prabowo juga menyebutkan dengan jelas bahwa dia mempercayai sinyalemen kebocoran kekayaan negara itu dari makalah Ketua KPK Abraham Samad di sebuah ceramah yang bahkan menyebutkan angka sampai Rp 7.000 trilyun per tahun.
Anehnya pula, Samad pura-pura tidak tahu duduk persoalannya dan dia tidak berani mengeluarkan pernyataan bahwa benar-benar dia pernah mengeluarkan pernyataan yang kemudian disitir Prabowo itu dengan margin toleransi luar biasa, hanya diambil angka minimal Rp 1000 trilyun.
Kalla malah dengan aneh berbicara tentang APBN, entah karena dia pikun, bego, lupa, atau pura-pura.
Jokowi tidak berbicara apa-apa kecuali hanya mencungir-cungirkan hidungnya persis seperti dulu Abu Lahab menghina Nabi Muhammad sebagai orang gila dengan dakwah agama barunya.
Di internet, seluruh Jokower bersorak : bocor, bocor, bocor !
Betul-betul kegoblokan yang luar biasa telah terjadi dengan penggelapan dan penipuan terhadap akal sehat dan nasib rakyat banyak menghadapi kejahatan asing yang sudah dan tetap di depan mata dan telah memiskinkan kita selama puluhan tahun.
Jokowers sudah menutup telinga terhadap peringatan orang sejujur Kwik Kian Gie yang dengan jelas berkata :
“Kita akan menghadapi persoalan ekonomi yang luar biasa beratnya. Kita butuh presiden yang super tegas seperti Prabowo yang mengerti ekonomi makro karena mendapat pendidikan langsung dari ayahnya, Professor Soemitro Djojohadikusumo.
Jokowi bisa mengundang makan orang Solo ke Balaikota untuk berbicara dan menangani persoalan-persoalan di Solo. Tapi apa dia akan mengundang makan orang dari seluruh Indonesia untuk menyelesaikan masalah nasional kita ?”
Omongan-omongan naif Jokowi seperti soal Drone, Buyback Indosat, Tank Leopard merusak aspal dan jembatan, tol laut dan sebagainya pun menjadi simfoni merdu sekali di telinga para jokower yang sudah rusak otak dan hatinya.
Penggiringan opini yang menyesatkan telah terjadi secara besar-besaran dan sedemikian dahsyatnya, dilengkapi dengan pembunuhan karakter besar-besaran terhadap Prabowo-Hatta mulai dari singkatan pelecehan Prahara sampai dengan akrobat jenderal kancil Wiranto.
Prabowo-Hatta Rajasa mereka singkat Prahara. Mereka sebar kabar bohong bahwa Prabowo adalah calon bermasalah dan Hatta Rajasa adalah bos mafia minyak Petral.
Yang paling sontoloyo dalam pembunuhan karakter Prabowo soal tuduhan penculikan tentu saja Wiranto dan Hendro Priyono.
Dua orang yang pernah berambisi menjadi presiden di era masing-masing.
Hendro Priyono diam-diam menyiapkan diri menjadi penganti Soeharto sejak dia menjadi Komandan Korem Garuda Hitam di Lampung.
Dia mencari muka kepada Soeharto dengan melaporkan seolah-olah terjadi gerakan teroris kanan yang dipimpin oleh Warsidi di Talangsari.
Padahal Korem adalah komando teritorial, bukan komando operasi.
Kalau gerakan ekstrim kanan Warsidi bukan isapan jempol Hendro Priyono saja, maka Mabes TNI lah yang harus memberikan perintah penyerbuan kepada gerakan separatisme di daerah.
Jenderal Moerdani yang tahu kelakuan Hendro tidak bisa berbuat apa-apa karena Hendro ini masih familinya Ibu Tien Soeharto.
Kita memang harus mengakui bahwa salah satu kelemahan Pak Harto adalah besarnya campur tangan  Ny. Tien Soeharto dalam urusan-urusan seperti ini.
Misalnya, Radius Prawiro menjadi Menteri Perdagangan abadi di setiap kabinet Pak Harto gara-gara dia juga saudara Ibu Tien.
Pak Harto memang lemah terhadap keluarganya, sebagaimana Bung Karno lemah terhadap wanita-wanitanya.
Mochtar Lubis pernah menuding Bung Karno korupsi dana pampasan perang dari Jepang karena membiarkan Sari Dewi (Naoko Nemoto, mantan hostess/geisha/model porno) menguasai pembangunan Hotel Indonesia.
Mochtar Lubis juga pernah menghantam Pak Harto gara-gara Bu Tien memerintahkan para gubernur se Indonesia menyetor uang Rp 50 juta  per provinsi untuk dana pembangunan Taman Mini Indonesia Indah.
Mochtar menganggap proyek itu proyek Mercusuar yang tidak berguna bagi rakyat banyak.
Anehnya, Ali Sadikin justeru menjadi penyokong utama Ibu Tien karena Ali yakin Taman Mini akan meningkatkan gengsi kota Jakarta.
Bung Karno menjadi lemah kepada PKI karena cintanya yang menderu-nderu kepada kader Gerwani Hartini.
Pak Harto menjadi lemah kepada Kolonel Sengkuni Hendro Priyono karena Pak Harto tidak enak kepada isteri beliau, Siti Hartinah.
Saya yakin bahwa yang dimaksud LB Moerdani saat dia memperingatkan Pak Harto bahwa keamanan politik Pak Harto terancam karena ulah keluarganya sendiri, termasuk jenis tentara licik seperti Hendro Priyono ini.
Pak Harto marah dan Moerdani ditinggal pergi tidur dan ditinggalkan sendirian di meja bilyar.
Munir adalah aktivis yang paling getol mempermasalahkan hilangnya ratusan orang sebagai akibat operasi gelap Hendro Priyono di Talangsari, Lampung itu.
Padahal pada waktu itu belum ada yang namanya jaringan terorisme Alqaeda. Osama bin Laden masih mesra dengan keluarganya di kerajaan Saudi dan justeru menjadi sekutu Amerika Serikat bertanam ganja di Afghanistan sambil memerangi Uni Soviet.
Warsidi hanyalah penganut tarekat “aboge” yang dia terima dari guru-gurunya di Jawa.
Hendro lah yang menyusupinya dengan orang-orang yang menghasut Warsidi menolak memasang bendera merah putih, membayar pajak dan sebagainya.
Bukannya membina, Hendro langsung membinasakan mereka untuk mencari muka dan agar cepat naik pangkat karena waktu itu hubungan Pak Harto dengan ummat Islam agak terganggu, yang dimulai sejak penerbitan PP 10 –atas desakan Bu Tien juga yang sedang marah karena Pak Harto berpacaran dengan Rahayu Effendi- yang melarang pegawai negeri berpoligami, dan kiai-kiai PPP walk out dari ruang sidang DPR. Karena umumnya kiai-kiai beristeri minimal dua.
Hendro Priyono lah yang menjadi dalang pembunuhan Munir. Yang menjadi anteknya adalah Pollycarpus, seorang prelatur (kaki tangan) Vatikan, yang kebetulan menjadi pilot Garuda dan direkrut Hendro menjadi agen BIN untuk meracuni Munir.
Yang menjadi kambing hitam adalah Mayjend Muchdi Paranjono, sekutu Prabowo yang mengajak Prabowo kudeta di tahun 1998 tapi ditolak Prabowo.
“Ayo kita bikin konfrontasi !” ajak Muchdi ketika Prabowo dipecat Habibie dari Panglima Kostrad.
Hendro tentu tidak ingin Prabowo yang jadi presiden dan Muchdi PR menjadi kepala BIN, karena Muchdi akan balik memotong leher Hendro.
Maka Hendro pun mati-matian mendukung Jokowi dan dari mulut orang semacam Hendro inilah muncul kampanye hitam terhadap Prabowo : “Tentara psikopat grade empat !”
Padahal Prabowo ini sejak masih mayor sudah menjadi kesayangan M. Jusuf dan ketika Prabowo menjadi wakil komandan batalyon yang berhasil menembak Wakil Presiden Fretilin Lobato, M. Jusuf menyempatkan diri terbang ke Dilli untuk mengucapkan selamat kepada Prabowo, sambil memeluknya :
“Kamu akan menjadi orang besar seperti orangtua-orangtuamu !”
Jangan tanya kok wakil komandan yang dipeluk Pangab, karena komandan batalyonnya gugur di pertempuran.
Jenderal lain yang empot-empotan jidatnya jika Prabowo yang naik tentu saja adalah Wiranto, rival utama Prabowo menjelang Pak Harto jatuh dan semasa jabatan Habibie.
Pak Harto mencurigai Prabowo atas bisikan-bisikan maut Wiranto. Habibie ditipu Wieranto bahwa Prabowo mau kudeta. Tanya saja kepada Muhcdi PR apakah Prabowo pernah berniat kudeta. Jawabnya pasti tidak, malah saya yang kepingin kudeta, begitu pasti jawaban Muchdi, Komandan Kopassus yang ikut diseret-seret Wiranto dalam sidang DKP.
Munir, sebelum mati juga terang-terangan menuding Wiranto sebagai dalang penembakan Trisakti dan kerusuhan Mei yang membakar Jakarta.
“Prabowo memang terlibat penculikan, itu kan perintah Soeharto juga. Tapi mana mungkin Prabowo membikin kerusuhan yang mempercepat kejatuhan Soeharto. Jadi mestinya Wieranto berani menyidang Prabowo di Mahkamah Militer, seperti permintaan Prabowo sendiri. Kalau cuma di DKP ya percuma, itu cuma sidang etika, bukan sidang pro justisia,” kata Munir.
Prabowo selalu menegaskan bahwa semua yang dia lakukan diperintahkan oleh dan dia laporkan kembali kepada atasan-atasannya.
Tuduhan sekaligus vonis DKP (Dewan Kehormatan Perwira) adalah pemberian perintah di luar pengetahuan atasan.
Bagaimana DKP bisa memutuskan demikian, padahal dalam sidang itu tidak terjadi pengungkapan apa-apa karena Prabowo hanya mau membeberkan bukti-bukti tertulis yang dimilikinya di depan Mahkamah Militer ?
Sidang DKP Cuma ngobrol-ngobrol saja karena semua anggotanya (SBY, Agum Gumelar, Fakhrurrazy, dan Soebagyo HS) semua tidak punya nyali berhadapan dengan Prabowo.
Akhirnya Wiranto main vonis saja dan memberikan usulan kepada Habibie agar Prabowo Subianto diberhentikan dari dinas militer secara hormat dengan hak pensiun.
Prabowo menerima saja keputusan itu tanpa melakukan perlawanan sedikitpun karena dia tahu Wiranto telah berkomplot dengan Habibie dan kepada Pak Harto telah diberikan laporan-laporan palsu tentang hubungannya dengan kelompok-kelompok pro reformasi dan apa yang dilakukan para pendukung Prabowo yang membawa surat Jenderal Nasution yang isinya merekomendasikan agar Wiranto diganti sebagai Pangab karena gagal mencegah kerusuhan Mei sebelum Pak Harto jatuh.
Mengenai penculikan aktivis yang melibatkan Prabowo, kita boleh yakin seyakin-yakinnya bahwa itu atas perintah Soeharto dan juga diketahui oleh Wiranto sebagai KSAD dan Feisal Tanjung sebagai Pangab.
Adalah akal-akalan Wiranto saja yang mengarahkan keputusan DKP agar Prabowo dipersalahkan karena melakukan penculikan atas inisiatif Prabowo sendiri.
SBY sendiri hanya bermain mengikuti angin bertiup dan dalam irama gendang yang ditabuh Wiranto, begitu pula anggota-anggota DKP yang lain.
“Saya menuntut pengadilan militer, bila saya dipersalahkan sebagai anggotga militer. Tapi mereka tidak berani, mereka tidak punya nyali berhadapan langsung dengan saya !” kata Prabowo kepada koran               The Asian Times seperti dikutip Eros Djarot dalam bukunya : ”Tumbangnya Seorang Bintang”.
Kita tidak tahu apakah perintah Pak Harto itu penangkapan atau penghilangan, karena seperti kata        Gus Dur, Pak Harto itu seperti Raja Jawa  yang berprinsip apa yang diperbuat tangan kanannya, tangan kirinya pun tidak boleh tahu (sangat memegang rahasia).
Tapi Pak Harto bahkan tidak pernah mengingkari bahwa dia pernah membiarkan pembantaian orang-orang PKI dan gali-gali kelas teri di jaman Moerdani.
Lagi pula dalam operasi inteljen semacam itu, amat riskan untuk membebaskan mereka yang sudah ditangkap hidup-hidup. Risikonya mereka akan menyanyi.
Justeru di sini kita harus mempertanyakan, apakah Prabowo melanggar perintah Pak Harto untuk melenyapkan para korban penculikan atas inisiatif Prabowo sendiri ?
Sebagai menantu, Prabowo tentu sudah punya feeling bahwa Pak Harto memang akan segera jatuh, dan Prabowo tidak ingin mertuanya itu menambah panjang daftar dosanya.
Justeru karena itu pula Prabowo lalu dicurigai oleh Pak Harto akan mengambil alih kekuasaan.
Wiranto lah yang kemudian mengail di air keruh, dengan menggunakan tim lain, dia memerintahkan operasi sampingan untuk menculik kembali beberapa orang yang sudah dibebaskan Prabowo untuk mendiskreditkan Prabowo di mata Pak Harto agar Wiranto semakin mendapat kepercayaan.
Kivlan Zen mengaku mengetahui tim sampingan yang menculik kembali orang-orang yang dibebaskan Prabowo itu dan Kivlan siap bersaksi di depan Komisi Rekonsiliasi Nasional untuk mengungkap juga keterlibatan Megawati dan Moerdani serta Hendropriyono dalam aksi-aksi kerusuhan Mei di Jakarta yang sengaja dibiarkan Wiranto dengan pergi menghadiri upacara seremonial TNI di Malang.
“Saya tahu di mana mereka ditembak dan ke mana mayatnya dibuang. Semua itu diperintahkan oleh orang yang ingin menjatuhkan Prabowo. Saya bersedia bersaksi di depan sebuah Panitia Nasional untuk menyelidiki masalah-masalah itu !”
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Wiranto mempunyai hubungan tidak profesional dengan Mamiek Soeharto.
Mamiek lah yang menuding muka Prabowo dengan jangak :
“Kamu pengkhianat, jangan pernah kamu injakkan kaki lagi di rumah ini !” kata Mamiek yang menurut kabar burung bukan anak Pak Harto dan Bu Tien tapi adalah anak Tutut yang lahir sebelum Tutut menikah resmi dengan suaminya Rukmana ini, jadi Mamiek itu anak Tutut, di luar nikah.
Lagi pula secara logis kita harus berpikir, jika Wiranto mengaku tidak tahu terjadinya penculikan, justeru dia bersalah karena tidak tahu itu.
Seorang Panglima harus tahu apa pun yang dilakukan oleh bawahannya. Kalau tidak tahu berarti dia Panglima goblok.
Faizal Tanjung diperintah Pak Harto membunuh Gus Dur dan Megawati saja Wiranto tahu dan membocorkan itu kepada Gus Dur kok ?
Benarkah itu atau memang Wiranto ini yang memang suka ngember sejak dulu kala ?
Yang jelas Gus Dur sendiri yang menceritakan laporan Wiranto soal perintah Feisal Tanjung itu.
Bagaimana bisa Wiranto mengaku tidak tahu apa yang dilakukan Prabowo sejak menjadi Danjen Kopassus  dan menyangkut target belasan orang itu ?
Sebuah hil yang mustahal, meminjam lelucon pelawak Asmuni almarhum, artinya hal yang mustahil.
Yang paling fatal adalah ketika Wiranto mengatakan keputusan Sidang DKP (atau nama lainnya DKM, Dewan Kehormatan Militer) itu tidak rahasia-rahasia betul, makanya boleh saja dijadikan bahan kampanye untuk memojokkan Prabowo.
Mana ada aturan militer yang tidak tegas seperti itu. Rahasia ya rahasia, tidak rahasia ya tidak rahasia.
Secret is secret. There is no half secret.
Siiruka asiiruka, idzaa arsalta hu fa anta asiiruhu.
Rahasiamu adalah tawananmu, kalau engkau melepaskannya maka engkau menjadi tawanan rahasiamu itu.
Itu kata Gus Dur dalam bahasa Arab.
Wiranto ngember di Metro TV bahwa dia siap dituntut Prabowo jika dianggap membocorkan rahasia TNI itu.
Itulah model retorika goblok Wiranto. Buat apa menuntut kegoblokan itu, ketika seluruh dunia sudah tahu jenis jenderal kayak apa Wiranto itu ?
Dalam jangka pendek, itu memang menguntungkan Jokowi karena para bebek pengikutnya akan semakin getol menghujat Prabowo berdasarkan pembocoran dokumen hasil sidang DKP itu.
Tapi itu juga keuntungan besar bagi Prabowo, nanti setelah para Jokower sembuh dari penyakit gilanya setelah sihir Jokowi pudar dalam hitungan bulan.
Bukankah mantan Menteri Sekretaris Negara jaman Habibie, Professor Muladi sudah memberi kesaksian bahwa usulan pemberhentian Prabowo dengan hormat dan hak pensiun Rp 3.750.000 itu ditulisi sendiri oleh Wiranto : Bersifat rahasia !
Jadi ada lagu untuk Wiranto ini : Kau yang mulai, kau yang mengakhiri, soal diktum rahasia itu !
Dalam bahasa gaul, Wiranto adalah Jenderal Brekele dan tidak punya malu lagi dibentak-bentak Pak Johanes Suryo Prabowo, Pak Joko Santosa, dan Pak Kivlan Zen dengan namanya langsung : Hai To, Wiranto !
Para Jokower tidak henti-hentinya bilang bahwa Prabowo adalah jenderal pecatan, biarlah Tuhan sendiri yang kelak membakar mulut mereka yang penuh sampah itu.
Mereka juga bilang, Prabowo diberhentikan dengan hormat karena Wiranto dan Habibie masih menghormati Pak Harto.
Menghormati Pak Harto dari Hongkong ? Wiranto membiarkan mahasiswa naik ke atap gedung DPR untuk mempercepat kejatuhan Pak Harto kok.
Wiranto juga berencana menggunakan peluru tajam untuk membantai massa yang mau datang ke acara Amien Rais di Monas.
Kalau itu terjadi, maka Pak Harto akan segera jatuh dengan nama yang buruk sekali. Oleh karena itu Prabowo menemui Amien Rais dan meminta Amien Rais membatalkan acara di Monas itu.
Wiranto segera membisiki “pacarnya” si Mamiek, bahwa Prabowo telah bersekutu dengan Amien Rais, dan terjadilah drama pengusiran Prabowo dari Cendana itu, sementara Wiranto adalah peserta gelap dalam rapat keluarga Soeharto itu.
Prabowo tetap tegar dalam pendiriannya, secara konstitusional, Habibie memang akan naik menggantikan Pak Harto, suka tidak suka Pak Harto-nya.
Prabowo menolak desakan Adnan Buyung Cs agar mengambilalih kekuasaan.
Begitu banyak saksi sejarah yang dengan gamblang membuktikan bahwa Prabowo bukanlah seorang tentara bermental kudeta.
Tapi dalam masa kampanye, semua Jokower sudah buta matanya dan budek telinganya. Mereka lupa, bahwa pada tahun 2009, ketika Prabowo maju sebagai calon wakilnya Megawati, tidak ada ember-ember berbunyi nyaring seperti di tahun 2014 ini dari mulut Wiranto, Hendro, Luhut, maupun Agum Gumelar soal kasus penculikan 1998.
Soal Luhut dan Agum, tidak penting-penting amat untuk dibahas. Luhut masih “bersaudara” dengan Sintong Panjaitan, kader Moerdani, Prabowo hater sejak lama.
Agum Gumelar sudah sejak lama pula dikantongi Megawati bahkan pernah dicalonkan menjadi Gubernur Jawa Barat tapi keok melawan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf !
Yang lebih menarik adalah sikap Panglima TNI Moeldoko soal pembocoran dokumen DKP oleh Wiranto itu.
Moeldoko berkata, tidak ada dokumen itu di Mabes TNI.
Kalau Moeldoko tidak bohong, maka berarti sidang DKP itu sidang abal-abal yang tidak diagendakan resmi oleh Mabes TNI dan tidak ada dokumentasinya, dan murni akal-akalan Wiranto Cs.
Kalau dokumen itu sebenarnya ada, maka Moeldoko lah yang berbohong untuk melindungi Wiranto dari tuduhan serius membocorkan rahasia TNI.
Mengingat gerak-gerik Moeldoko sebelumnya dan sesudahnya, agaknya yang kedua inilah yang terjadi.
Moeldoko berbohong untuk menyelamatkan bokong Wieranto yang sedang diperlukan kebohongannya oleh Megawati untuk memenangkan Jokowi dan memfitnah Prabowo.
***

Minggu, 12 Juni 2016

Rumi

Rumi

KERANA CINTA

Kerana cinta duri menjadi mawar

kerana cinta cuka menjelma anggur segar

Kerana cinta keuntungan menjadi mahkota penawar

Kerana cinta kemalangan menjelma keberuntungan

Kerana cinta rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar

Kerana cinta tompokan debu kelihatan seperti taman

Kerana cinta api yang berkobar-kobar

Jadi cahaya yang menyenangkan

Kerana cinta syaitan berubah menjadi bidadari

Kerana cinta batu yang keras

menjadi lembut bagaikan mentega

Kerana cinta duka menjadi riang gembira

Kerana cinta hantu berubah menjadi malaikat

Kerana cinta singa tak menakutkan seperti tikus

Kerana cinta sakit jadi sihat

Kerana cinta amarah berubah

menjadi keramah-ramahan

KEARIFAN CINTA

CINTA yang dibangkitkan

oleh khayalan yang salah
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Namun kenikmatan itu,
jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya
kekasih yang sedar akan hadirnya seseorang

CINTA

“Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya,

Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya.

Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya,

Kekasih yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai,

Dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta

yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan

dia dan mereka adalah dia.Ini adalah sebuah rahasia

Jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.

CINTA : LAUTAN TAK BERTEPI

Cinta adalah lautan tak bertepi

langit hanyalah serpihan buih belaka.
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta

Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku.
Bila bukan karena Cinta,

Bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?

Bagaimana tumbuhan akan mengorbankan diri demi memperoleh ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju

Tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang.
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna

Dan naik ke atas laksana tunas.
Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah

lagu pujian Keagungan pada Tuhan.

PERIH CINTA

Perih Cinta inilah yang membuka tabir hasrat pencinta:
Tiada penyakit yang dapat menyamai dukacita hati ini.
Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah, isyarat
Dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi.
Apakah dari jamur langit ataupun jamur bumi,
Cintalah yang membimbing kita ke Sana pada akhirnya.
Akal ’kan sia-sia bahkan menggelepar ’tuk menerangkan Cinta,
Bagai keledai dalam lumpur: Cinta adalah sang penerang Cinta itu sendiri.
Bukankah matahari yang menyatakan dirinya matahari?
Perhatikanlah ia! Seluruh bukit yang kau cari ada di sana.

PERNYATAAN CINTA

Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,

Kusimpan kasih-Mu dalam dada.

Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,

Segera saja bagai duri bakarlah aku.

Meskipun aku diam tenang bagai ikan,

Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan

Kau yang telah menutup rapat bibirku,

Tariklah misaiku ke dekat-Mu.

Apakah maksud-Mu?

Mana kutahu?

Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.

Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,

Bagai unta memahah biak makanannya,

Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.

Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,

Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.

Aku bagai benih di bawah tanah,

Aku menanti tanda musim semi.

Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,

Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.

TANPA CINTA, SEGALANYA TAK BERNILAI

Jika engkau bukan seorang pencinta,

maka jangan pandang hidupmu adalah hidup

Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan

dihitung Pada Hari Perhitungan nanti

Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta,

akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.

Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit

dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari

Mereka merupakan bintang-bintang di langit

agama yang dikirim dari langit ke bumi

Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah

dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting

dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan

Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira

bagaikan sekumpulan kebahagiaan

Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ?

Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati

adalah melalui Kerendahan Hati.

Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan :

“Bukankah Aku ini Rabbmu ?”

Selain itu Rumi juga menuliskan syair-syair indah lainnya.

Selasa, 03 Mei 2016

Wawancara Aoyama

Wawancara Aoyama

Wawancara aoyama #movie 20
di alih bahasakan oleh:saya sendiri
#
Masura
Q:keduanya anime dan film sudah berjalan 20 tahun bagaimana perasaanmu?
A: "sudah 20 tahun!"... itu yg di rasakan secara umum (tertawa) menurutku sangat mengejutkan untuk sudah berjalan sejauh ini. aku tidak menyangka kalau majalah mingguan akan bertahan selama ini tapi harus ku akui kalo jumlah hal2 yg ingin kugambarkan selalu saja bertambah. (tertawa)
Q:Anda tentunya tidak menyangka kalo sebuah konfrontasi antara FBI,PSB dan BO akan di wujudkan dalam sebuah film kan?
(CATATAN: kami tahu Amuro bukan PSB tapi itu yang di tuliskan dalam interview. hipotesakami tentang kenapa: para staff film beranggapan kalo Amuro adalah PSB yang kemudian gosho memberi tahukan kalo Amuro adalah NPA tapi script sudah tidak bisa di tulis ulang)
A:itu adalah sajian utama dalam film ini. ini di buat dengan sebuah ide "ayo lakukan ini!". di manga sangat sulit untuk membuat sebuah adegan aksi dg pantas jadi ada beberapa aspek yg tidak bisa di gambarkan di dalamnya. konfrontasi antara Shuichi (FBI Investigator) dan Amuro Tooru (PSB-) adalah sebuah aspek yg aku ingin itu untuk di lakukan di dalam film, jadi ku rasa kita bisa melihat mereka bertarung dalam film (tertawa). aku sangat ingin para fans melihat adegan konfrontasi ini.
Q: apakah pernah terjadi para staff anime atau film datang kepadamu dg ide, kita ingin begini dan begitu"?
A: Itu hampir terjadi setiap tahun,mereka ingin melakukan sesuatu . mereka bukanya kok meminta ini atau itu di buat "pekerjaaan ini (episode/film)", selalu seperti ini. ketika ada hal2 yg sulit di lakukan di manga.ketika aku ingin membuat sesuatu yg meledak atau membuat sebuah aksi dalam skala besar di manga asistenku selalu mulai menangis (tertawa). aku rasa hal2 seperti ini bisa diselesaikan di dalam film.
Q: apakah itu berarti itu adalah ide anda untuk memunculkan BO di sini?
A:alasan BO muncul adalah karna produser mengatakan padaku dia ingin melakukanya mengingat ini adalah film.yg ke 20 (tertawa). dan mereka sudah mngeluarkan banyak energi untuk ini, sungguh.banyak ide yg datang di saat pembuatan draft.
Q: sepertinya anda juga terlibat dalam pembuatan illustrasi tahun ini juga...
A:benar sekali. aku ikut menggamar illustrasi Akai dan Amuro juga. ada karakter yg lain, seseorang terkejut juga karna kemuculanya , jadi... silahkan mencari karakter itu di theater (tertawa).
Q: anda juga sepertinya turut mengawasi beberapa hal2  yg lain di samping illustrasi...
A: Ya. aku mengecek script dan  storyboard juga. aju lebih terlibat dari biasanya karna kmunculanya BO. aku tidak ingin masalah muncul karna setting yg salah. para staff anime banyak menanyaiku saat pembuatan draft. dan aku memberitahukan identitas dari "boss" BO bersama juga dg director dan producer staff anime . karena aku rasa, karena mereka mmbuat cerita tentang BO, aku harus menjelaskanya pada mereka : yg lain mereka tidak mengerti (tertawa).
Q: kata2 yg ran katakan diakhir [di trailer] terlihat mengejutkan. apakah anda terlibat untuk itu?
A: tentunya! line itu tidak ada  pada awalnya [dari project]. aku menyelipkanya ketika aku melihat script dan storyboard nya pada saat itu hampir selesai, kelihatanya tidak ada cukup waktu [utk mencocokkkan adegan itu di dalamnya] dan itu hampir di potong. tapi aku pikir kata2 itu harus ada jadi aku membawanya kembali.
Q: anda ikut mengawasi draf dan storyboard jadi harusnya anda memegang General Supervisor kan?
A: harusnya seperti itu dalam team "Conan" . tapi aku merasa aku tidak harus bergabung dalam team. aku sudah puas untuk pembuatan manga nya.ketika aku melihat (film anime lain')di mana si authors manga menjadi General Supervisors,aku berpikir "bagaimana dengan e..." (tertawa).
Q: apa yg akan kau lakukan jika mereka menawarimu untuk bekerja dalam pembuatan  script dari awal?
A: aku mungkin melakukanya tapi jika begitu maka aku harus berhenti dalam pembuatan manga mingguan... itu sebuah hal yg sulit. jika aku harus melakukanya aku lebih ingin menjadi director. aku ingin menggambar konfrontasi antara Kaito Kid atau BO. Mungkin aku akan melakukan salah satunya... (tertawa).
Q:anda memperkenalkan semua jenis detectif dalam sampul volume Conan ,  "encyclopedia detektif Aoyama Gosho ".banyak detektif dari film dan novel di tunjukkan.. betapa sibuknya anda harus mengechek banyak film2 dan seri drama.
A: aku menonton banyak film. utk membaca novel memang sulit (tertawa) tapi kau bisa menonton film dlm 2 jam saja.aku juga banyak melihat seri drama mistery . kalo akhir2 ini aku sedang gemar menonton "Deduksi clinical Criminologist Himura Hideo" setiap minggu.
Q: apakah ada film yg sangat kau sukai?
A: "Amalfi: Rewards of the Goddess" (2009). aku sangat menyukainya: dan itu bukan hanya karena acting dari seiyuu bintang tamu dlm movie ini  [Movie 20] Amami Yuki - san [sebagai wanita berambut perak] yg berakting di dalamnya. aku menontonya berkali2 ketika aku merasa kehabisan ide. itu film yg sangat bagus, dari awal.sampai akhir.aku suka pembawaan character nya juga jadi aku sering menontonya.
Q: apakah ada suatu aspek dalam film yg kau lihat itu menginspirasi dalam pekerjaan anda ketika bekerja ?
A: ada. film sebelumnya, Movie 19 "Sunflowers of Inferno", mempunyai element dari "Towering Inferno" (1974). Movie 13 "The Raven Chaser"punya element dari "Blue Sunday" (1983).ada beberapa ide yg terlahir dari setelah melihat film.itu bisa di gunakan sebagai contoh dan gampang untuk di jelaskan pada staff film dg mengatakan"seperti dlm scene itu".
Q:bagaimana anda mendapatkan tentang ide2 trick?
A: aku dan editor yg banyak melakukanya. kita bicara banyak di saat istirahat biasanya di mulai dg "apakah kau melihat film yg menarik akhir2 ini?". kita mendapatkan banyak ide maka kita mengambil trick yg bisa di gunakan. kita selalu melakukanya dan itu sangat melelahkan (tertawa).
Q: apakah pernah terjadi ide trick nya itu menyita lebih banyak waktu dari ceritanya itu sendiri dlm meeting ?
A: pernah. ceritanya cepat. trick nya menyita banyak waktu.aku pikir waktu untuk ceritanya itu sekitar 2 jam dan untuk trick nya memakan sekitar 8 jam kurang lebih. Itu lumayan sulit.dan kita ber experiment sebanyak mungkin untuk melihat apa trick nya benar2 busa di gunakan.trick dlm chapter yg telah di publikasikan dlm majalah mingguan hingga sekarang (File 954-957) itu semua telah di test, kebenaran yg diungkapkan (tertawa).
Q: apakah begitu juga di anime  ketika anda harus membuat original manganya?
A: aku rasa begitu "ada hal yg mungkin sulit untuk di ekspresikan dalam anime " jadi aku mengekspresikanya dengan cara tertentu. Itu bisa mengenai pergerakan dalam panel nya,atau penjelasan trick yg mungkin sulit di lakukan dlm animenya, mencoba untuk merubah urutanya... Ah. tapi itu bukan sesuatu yg banyak ku pikirkan (tertawa). aku menggambar manga dg caraku sendiri.
Q: dalam film BO di gambarkan sebagai sesuatu yg besar tapi Gin dan Vodka itu menaiki sebuah roller coaster di taman hiburan di chapter pertama dari manga nya. apakah itu ide anda sejak awal kalau BO itu akan menjadi sebesar ini?
A: akan ku serahkankan itu sesuai dg imaginasi anda. tapi itu lumayan aneh juga Gin dan Vodka menaiki sebuah roller coaster... Vodka mungkin sudah mengantri untuk membeli 2 tiket untuk"2 orang dewasa", ku rasa begitu (tertawa).
Q: "Conan" mempunyai fans  dari anak kecil dan juga yg sudah tumbuh dewasa . apa pesan anda untuk mereka.
A: beberapa surat fan mengatakan, ketika mereka anak2, mereka melihat gambarnya keren. dan ketika mereka dewasa mereka mengerti ceritanya. jadi mereka bisa menikmatinya dua kali . jadi,bagian2 yg waktu masih anak2 tidak bisa mereka mengerti mereka bisa memeriksanya ketika dewasa : dg begitu mereka bisa menikmati "Conan" berkali2.penggemar dewasa : silahkan menikmati Conan walau sudah bertambah usia, jangan berhenti. jika kalian mempunyai anak... maka silahkan menontonya bersama sama (tertawa).
sumber: http://lm.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.cinematoday.jp%2Fpage%2FA0004961&h=jAQEVOFRg&s=1

AA oleh Navias Tanjung

PEMBUNUHAN NASRUDIN NAVIAS TANJUNG
Navias Tanjung

Fakta Kejahatan Dibalik Pembunuhan Nasrudin

Kasus Antasari Azhar disebut-sebut merupakan bagian dari sebuah SKENARIO pembenaman sebuah kasus yang melibatkan pejabat tinggi Negara dan konglomerat hitam. Antasari Azhar dikenal cukup berani dalam melawan korupsi, sudah begitu banyak orang yang dipenjarakan sejak Antasari Azhar menjabat sebagai Ketua KPK, tak terkecuali ‘Aulia Pohan’ besan Presiden pun ia jebloskan ke penjara.

Antasari dituding sebagai otak pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Setelah melalui proses hukum, Pengadilan Negeri Jakarta akhirnya menjatuhkan vonis 18 tahun penjara terhadap Antasari. Dalam perjalanan kasusnya, banyak sekali kejanggalan-kejanggaln yang kita lihat mulai dari proses penyidikan sampai pada putusan. Meski perkara kasasi Antasari Azhar sudah divonis, namun kasus hukum yang penuh dengan nuansa politik ini terus bergulir dan semakin membesar bagaikan bola salju. Pertanyaannya, Benarkah Antasari Azhar terlibat kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen ?

Baiklah, mari kita mulai dengan membaca terlebih dulu kutipan artikel yang ditulis oleh seorang yang mengaku bernama Rina Dewreight pada tanggal 12 November 2009, melalui situsnya. Artikel ini sempat ramai dibicarakan dan dianggap FITNAH, sebab penulis tidak menampakkan jati dirinya. Walaupun demikian, isi tulisannya cukup mengarah tajam. Jika kita ikuti perkembangan terakhir kasus Antasar Azhar dari berbagai media online maupun cetak, artikel Rina Dewreight menjadi informasi penting yang tidak bisa kita abaikan begitu saja dan bisa jadi BENAR. Sebagai bahan pertimbangan, tidak ada salahnya kita baca kembali….. Berikut artikelnya:

Fakta di Balik Kriminalisasi KPK, dan Keterlibatan SBY

Apa yang terjadi selama ini sebetulnya bukanlah kasus yang sebenarnya, tetapi hanya sebuah ujung dari konspirasi besar yang memang bertujuan mengkriminalisasi institusi KPK. Dengan cara terlebih dahulu mengkriminalisasi pimpinan, kemudian menggantinya sesuai dengan orang-orang yang sudah dipilih oleh “sang sutradara”, akibatnya, meskipun nanti lembaga ini masih ada namun tetap akan dimandulkan.

Agar Anda semua bisa melihat persoalan ini lebih jernih, mari kita telusuri mulai dari kasus Antasari Azhar. Sebagai pimpinan KPK yang baru, menggantikan Taufiqurahman Ruqi, gerakan Antasari memang luar biasa. Dia main tabrak kanan dan kiri, siapa pun dibabat, termasuk besan Presiden SBY.

Antasari yang disebut-sebut sebagai orangnya Megawati (PDIP), ini tidak pandang bulu karena siapapun yang terkait korupsi langsung disikat. Bahkan, beberapa konglomerat hitam — yang kasusnya masih menggantung pada era sebelum era Antasari, sudah masuk dalam agenda pemeriksaaanya.

Tindakan Antasari yang hajar kanan-kiri, dinilai Jaksa Agung Hendarman sebagai bentuk balasan dari sikap Kejaksaan Agung yang tebang pilih, dimana waktu Hendraman jadi Jampindsus, dialah yang paling rajin menangkapi Kepala Daerah dari Fraksi PDIP. Bahkan atas sukses menjebloskan Kepala Daerah dari PDIP, dan orang-orang yang dianggap orangnya Megawati, seperti ECW Neloe, maka Hendarman pun dihadiahi jabatan sebagai Jaksa Agung.

Setelah menjadi Jaksa Agung, Hendarman makin resah, karena waktu itu banyak pihak termasuk DPR menghendaki agar kasus BLBI yang melibatkan banyak konglomerat hitam dan kasusnya masih terkatung –katung di Kejaksaan dan Kepolisian untuk dilimpahkan atau diambilalih KPK. Tentu saja hal ini sangat tidak diterima kalangan kejaksaan, dan Bareskrim, karena selama ini para pengusaha ini adalah tambang duit dari para aparat Kejaksaan dan Kepolisian, khususnya Bareskrim. Sekedar diketahui Bareskrim adalah supplier keungan untuk Kapolri dan jajaran perwira polisi lainnya.

Sikap Antasari yang berani menahan besan SBY, sebetulnya membuat SBY sangat marah kala itu. Hanya, waktu itu ia harus menahan diri, karena dia harus menjaga citra, apalagi moment penahanan besannya mendekati Pemilu, dimana dia akan mencalonkan lagi. SBY juga dinasehati oleh orang-orang dekatnya agar moment itu nantinya dapat dipakai untuk bahan kampanye, bahwa seorang SBY tidak pandang bulu dalam memberantas korupsi. SBY terus mendendam apalagi, setiap ketemu menantunya Anisa Pohan, suka menangis sambil menanyakan nasib ayahnya.

Dendam SBY yang membara inilah yang dimanfaatkan oleh Kapolri dan Jaksa Agung untuk mendekati SBY, dan menyusun rencana untuk “melenyapkan” Antasari. Tak hanya itu, Jaksa Agung dan Kapolri juga membawa konglomerat hitam pengemplang BLBI [seperti Syamsul Nursalim, Agus Anwar, Liem Sioe Liong, dan lain-lainnya), dan konglomerat yang tersandung kasus lainnya seperti James Riyadi (kasus penyuapan yang melibatkan salah satu putra mahkota Lippo, Billy Sindoro terhadap oknun KPPU dalam masalah Lipo-enet/Astro, dimana waktu itu Billy langsung ditangkap KPK dan ditahan), Harry Tanoe (kasus NCD Bodong dan Sisminbakum yang selama masih mengantung di KPK), Tommy Winata (kasus perusahaan ikan di Kendari, Tommy baru sekali diperiksa KPK), Sukanto Tanoto (penggelapan pajak Asian Agri), dan beberapa konglomerat lainnya].

Para konglomerat hitam itu berjanji akan membiayai pemilu SBY, namun mereka minta agar kasus BLBI , dan kasus-kasus lainnya tidak ditangani KPK. Jalur pintas yang mereka tempuh untuk “menghabisi Antasari “ adalah lewat media. Waktu itu sekitar bulan Februari- Maret 2008 semua wartawan Kepolisian dan juga Kejaksaan (sebagian besar adalah wartawan brodex – wartawan yang juga doyan suap) diajak rapat di Hotel Bellagio Kuningan. Ada dana yang sangat besar untuk membayar media, di mana tugas media mencari sekecil apapun kesalahan Antasari. Intinya media harus mengkriminalisasi Antasari, sehingga ada alasan menggusur Antasari.

Nyatanya, tidak semua wartawan itu “hitam”, namun ada juga wartawan yang masih putih, sehingga gerakan mengkriminalisaai Antasari lewat media tidak berhasil.

Antasari sendiri bukan tidak tahu gerakan-gerakan yang dilakukan Kapolri dan Jaksa Agung yang di back up SBY untuk menjatuhkannya. Antasari bukannya malah nurut atau takut, justeru malah menjadi-jadi dan terkesan melawan SBY. Misalnya Antasari yang mengetahui Bank Century telah dijadikan “alat” untuk mengeluarkan duit negara untuk membiayai kampanye SBY, justru berkoar akan membongkar skandal bank itu. Antasari sangat tahu siapa saja operator –operator Century, dimana Sri Mulyani dan Budiono bertugas mengucurkan duit dari kas negara, kemudian Hartati Mudaya, dan Budi Sampurna, (adik Putra Sanpurna) bertindak sebagai nasabah besar yang seolah-olah menyimpan dana di Century, sehingga dapat ganti rugi, dan uang inilah yang digunakan untuk biaya kampanye SBY.

Tentu saja, dana tersebut dijalankan oleh Hartati Murdaya, dalam kapasitasnya sebagai Bendahara Paratai Demokrat, dan diawasi oleh Eddy Baskoro plus Djoko Sujanto (Menkolhukam) yang waktu itu jadi Bendahara Tim Sukses SBY. Modus penggerogotan duit Negara ini biar rapi maka harus melibatkan orang bank (agar terkesan Bank Century diselamatkan pemerintah), maka ditugaskan lah Agus Martowardoyo (Dirut Bank Mandiri), yang kabarnya (saat itu) akan dijadikan Gubernur BI ini. Agus Marto lalu menyuruh Sumaryono (pejabat Bank Mandiri yang terkenal lici dan korup) untuk memimpin Bank Century saat pemerintah mulai mengalirkan duit 6,7 T ke Bank Century.

Antasari bukan hanya akan membongkar Century, tetapi dia juga mengancam akan membongkar proyek IT di KPU, dimana dalam tendernya dimenangkan oleh perusahaannya Hartati Murdaya (Bendahara Demokrat). Antasari sudah menjadi bola liar, ia membahayakan bukan hanya SBY tetapi juga Kepolisian, Kejaksaan, dan para konglomerat , serta para innercycle SBY. Akhirnya Kapolri dan Kejaksaan Agung membungkam Antasari. Melalui para intel akhirnya diketahui orang-orang dekat Antasari untuk menggunakan menjerat Antasari.

Orang pertama yang digunakan adalah Nasrudin Zulkarnaen. Nasrudin memang cukup dekat Antasari sejak Antasari menjadi Kajari, dan Nasrudin masih menjadi pegawai. Maklum Nasrudin ini memang dikenal sebagai Markus (Makelar Kasus). Dan ketika Antasari menjadi Ketua KPK, Nasrudin melaporkan kalau ada korupsi di tubuh PT Rajawali Nusantara Indonesia (induk Rajawali Putra Banjaran). Antasari minta data-data tersebut, Nasrudin menyanggupi, tetapi dengan catatan Antasari harus menjerat seluruh jajaran direksi PT Rajawali, dan merekomendasarkan ke Menteri BUMN agar ia yang dipilih menjadi dirut PT RNI, begitu jajaran direksi PT RNI ditangkap KPK.

Antasari tadinya menyanggupi transaksi ini, namun data yang diberikan Nasrudin ternyata tidak cukup bukti untuk menyeret direksi RNI, sehingga Antasari belum bisa memenuhi permintaan Nasrudin. Seorang intel polsi yang mencium kekecewaan Nasrudin, akhirnya mengajak Nasrudin untuk bergabung untuk melindas Antasari. Dengan iming-iming, jasanya akan dilaporkan ke Presiden SBY dan akan diberi uang yang banyak, maka skenario pun disusun, dimana Nasrudin disuruh mengumpan Rani Yulianti untuk menjebak Antasari.

Rupanya dalam rapat antara Kapolri dan Kejaksaan, yang diikuti Kabareskrim. melihat kalau skenario menurunkan Antasari hanya dengan umpan perempuan, maka alasan untuk mengganti Antasari sangat lemah. Oleh karena itu tercetuslah ide untuk melenyapkan Nasrudin, dimana dibuat skenario seolah yang melakukan Antasari. Agar lebih sempurna, maka dilibatkanlah pengusaha Sigit Hario Wibisono. Mengapa polisi dan kejaksaan memilih Sigit, karena seperti Nasrudin, Sigit adalah kawan Antasari, yang kebetulan juga akan dibidik oleh Antasari dalam kasus penggelapan dana di Departemen Sosial sebasar Rp 400 miliar.

Sigit yang pernah menjadi staf ahli di Depsos ini ternyata menggelapakan dana bantuan tsunami sebesar Rp 400 miliar. Sebagai teman, Antasari, mengingatkan agar Sigit lebih baik mengaku, sehingga tidak harus “dipaksa KPK”. Nah Sigit yang juga punya hubungan dekat dengan Polisi dan Kejaksaan, mengaku merasa ditekan Antasari. Di situlah kemudian Polisi dan Kejaksaan melibatkan Sigit dengan meminta untuk memancing Antasari ke rumahnya, dan diajak ngobrol seputar tekana-tekanan yang dilakukan oleh Nasrudin. Terutama, yang berkait dengan “terjebaknya: Antasari di sebuah hotel dengan istri ketiga Nasrudin.

Nasrudin yang sudah berbunga-bunga, tidak pernah menyangka, bahwa akhirnya dirinyalah yang dijadikan korban, untuk melengserkan Antasari selama-laamnya dari KPK. Dan akhirnya disusun skenario yang sekarang seperti diajukan polisi dalam BAP-nya. Kalau mau jujur, eksekutor Nasrudin buknalah tiga orang yangs sekarang ditahan polisi, tetapi seorang polisi (Brimob ) yang terlatih.

Bibit dan Chandra. Lalu bagaimana dengan Bibit dan Chandra? Kepolisian dan Kejaksaan berpikir dengan dibuinya Antasari, maka KPK akan melemah. Dalam kenyataannya, tidak demikian. Bibit dan Chandra, termasuk yang rajin meneruskan pekerjaan Antasari. Seminggu sebelum Antasari ditangkap, Antasari pesan wanti-wanti agar apabila terjadi apa-apa pada dirinya, maka penelusuran Bank Century dan IT KPU harus diteruskan… Selengkapnya

Beberapa Himpunan Berita Terkait Kasus Antasari Azhar

Fakta-Fakta Kejanggalan Kasus Antasari

11 Februari 2009, mantan Ketua KPK Antasari Azhar divonis 18 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Vonis ini jauh lebih ringan dari hukuman mati yang sebelumnya dituntutkan kepada AA oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). AA didakwa melakukan pembunuhan berencana dan dijerat dengan Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP pasal 340 dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati.

Majelis hakim menyebutkan Sigit Haryo Wibisono dan Kombes Pol Chaerul Anwar (Kapolres Jakarta Selatan) bertemu dengan Antasari Azhar di Jalan Pati Unus, Jakarta Selatan pada awal Januari 2009. Dalam pertemuan itu, Antasari meminta untuk mendeteksi siapa yang telah meneror dirinya itu. Di tempat yang sama pula, Sigit Hermawan Lo memperkenalkan dengan Kombes Pol Wiliardi Wizard (terdakwa lainnya) serta Antasari menyatakan dirinya sering mendapat teror.

Kemudian Williardi Wizard menyatakan siap untuk membantu mencari pelaku teror itu. Williardi meminta Jerry Hermawan Lo (terdakwa lainnya) untuk dipertemukan dengan Edo (eksekutor). Williardi meminta uang kepada Sigit untuk mendapatkan uang operasional dalam mencari pelaku teror. Sampai disini, tidak ada perintah sama sekali dari Antasari untuk membunuh orang yang menerornya (Nasruddin).

Dan selama ini, JPU, Rani Juliani atau keluarga korban meyakini Antasari Azhar sebagai pembunuh Nasruddin atas dasar bahwa pernah ada sms ancaman dari Antasari. Namun, sampai saat ini, JPU tidak bisa membuktikan secara faktual bukti sms ancaman tersebut. Dan lebih terkejut lagi, Kombes Pol Wiliardi Wizar dalam persidangan mengakui adanya rekayasa kasus Antasari Azhar dari petinggi Polri.

Lebih jauh lagi, Komjen Susno Duadji dalam persidanganpun mengungkapkan bahwa sebagai Kabareskrim dirinya tak dilibatkan dalam tim yang menangani kasus Antasari. Kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen ditangani oleh Wakabareskrim Irjen Hadiatmoko, yang langsung langsung bertanggungjawab di bawah Kapolri Bambang Hendarso Danuri (BHD). Dalam testimoninya mengenai kriminalisasi Bibit dan Chandra, SD blak-blakan mengatakan bahwa Kapolri melalui Wakabereskrim IRJEN POL Drs. Hadiatmoko secara tidak langsung melakukan kriminalisasi terhadap pimpinan KPK atas kasus Antasari Azhar. Kesalahan ini berawal ketika Kapolri “mencari muka” kepada Presiden SBY untuk mencari motif pembunuhan Nasruddin. Setelah beberapa bulan kemudian kelima Tim tersebut bekerja tidak menemukan bukti untuk mengungkap motif pembunuhan Nasruddin, namun Kapolri sudah terlanjur melaporkan kepada Presiden tentang adanya kejahatan suap yang melibatkan Pimpinan KPK sebagai motif terjadinya pembunuhan NASRUDIN.

Fakta-Fakta Kejanggalan

1. Rani Juliani Diantar Oleh Nasruddin Zulkarnaen dan Rekaman Pertemuan 803: Rani Juliani menemui Antasari Azhar di kamar 803 Hotel Grand Mahakam Jakarta pada Mei 2008. Pertemuan Rani dengan Antasari seizin Nasrudin dan bahkan diantar sampai lobby hotel. Anehnya, sekitar 10 menit, Nasrudin menyeruak masuk kamar 803, memarahi Antasari, dan menampar Rani sampai menangis. Mengapa Nasrudin mengantar Rani ke hotel lalu merekam pembicaraan antara istrinya dengan Antasari? Mengapa Nasrudin saat itu terkejut ketika melihat Rani bersama Antasari di dalam kamar?
Lebih lanjut, dalam rekaman tampak sekali Rani Juliani begitu aktif berbicara alias posessif ketimbang AA. Begitu juga tidak ada intonasi kekerasan yang terjadi dalam rekaman tersebut. Benarkah terjadi tindakan asusila jika pintu kamar hotel tidak dikunci (dan bahkan terbuka)?

2. Pertemuan dan Rekaman Sigid HW – AA: Dalam pertemuan Antasari dengan terdakwa lain Sigid Haryo Wibisono di rumah Sigid di Jl Pati Unus, Jakarta Selatan, Sigid HW merekam pembicaraan. Sama dengan kejanggalan sebelumnya, untuk apa Sigid sengaja merekam pembicaraannya dengan Antasari? Untuk apa pula merekam pembicaran dan gambar di rumah Sigid? Bukankah ini sebuah jebakan?
3. Rekayasa SMS Ancaman Seolah-Olah dari Antasari: Jika dua fakta diatas lebih didasari oleh analisis logik, maka fakta ketiga merupakan fakta yang sangat kuat menunjukkan adanya rekayasa menjatuhkan Antasari Azhar. Adalah Agung Harsoyo, Pakar Teknologi Informasi ITB yang membeberkan rekayasa sms ancaman Nasruddin yang seolah-olah berasal dari ponsel Antasari Azhar.
Pengakuan Saksi Ahli dalam Persidangan Kasus Antasari

Biografi Singkat Dr. Ir. Agung Harsoyo M.Sc, M.Eng

Kepala Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB. Pendidikan Doktor ditempuh di Université de Bretagne Sud, France (2003), M.Sc. dan M.Eng. di Ecole Nationale Supérieure des Télécommunications de Bretagne, France (1996), serta Sarjana di Teknik Elektro ITB (1993). Saat ini menjadi Partner di Transforma Institute.

Spesialisasi di bidang IT Master Plan/Blue Print, Disaster Recovery Planning, Integration System, Data warehousing, IT Security, IT Governance, Telekom Seluler.

Pak Agung Harsoyo merupakan seorang dosen dan akademisi yang kredibel dan kepiawaiannya tidak perlu diragu lagi di Teknik Elektro ITB. Pada 17 Desember 2009, Pak Agung Harsoyo menjadi saksi ahli dalam persidangan kasus Antasari Azhar di PN Jakarta Selatan. Kala itu, dia memastikan ponsel mantan ketua KPK tersebut tidak pernah mengirimkan SMS ancaman kepada Nasrudin Zulkarnaen sebelum terbunuh. Padahal, jaksa mendakwa Antasari mengancam melalui pesan singkat tersebut.

Berikut, kutipan penjelasan Dr Ir Agung Agung Harsoyo M.Sc, M.Eng yang ditulis di harian Jawa Pos.

MERAYU Dr Ir Agung Harsoyo MSc M.eng untuk berbicara di luar pengadilan perlu proses lama. Doktor bidang optical and electromagnetic dari Université de Bretagne Sud, Prancis, itu tak ingin dikesankan membela salah satu pihak. ”Saya ini orang kampus. Jadi bicara keilmuan murni. Saya tak mau ikut campur dalam proses hukumnya,” kata Agung saat ditemui Jawa Pos di ruang kerjanya di Departemen Elektro ITB, Bandung, (22/01).

Pria asal Jogjakarta itu baru saja selesai menguji skripsi mahasiswanya. Ruang kerja Agung sederhana, ukurannya hanya 3 x 4 meter ,lengkap dengan komputer dan rak buku. ”Banyak (media) yang meminta saya bicara. Tapi, kalau saya yakin dan tidak percaya benar, saya tidak mau,” kata Agung.

Doktor muda (41 tahun) itu memang dihadirkan oleh kubu Antasari Azhar sebagai saksi ahli dalam persidangan. Hal itu terkait dakwaan jaksa yang menyebutkan bahwa Antasari mengirimkan pesan singkat kepada Nasrudin pada Februari 2009. Menurut jaksa, bunyinya, ”Maaf, Mas. Masalah ini hanya kita yang tahu. Kalau sampai ter-blow up, tahu sendiri konsekuensinya. Hal itu yang menjadi latar dakwaan bahwa Antasari punya motif menghabisi nyawa Nasrudin.

Sebelum membahas dugaan SMS Antasari itu, Agung meminta Jawa Pos memahami alur kerja telepon seluler. Dia lantas menghidupkan komputer dan mengambil sebuah kertas kosong. ”Ada beberapa layanan dalam handphone (HP), bisa voice mail, SMS, e-mail juga bisa,” katanya sembari menggambar grafik di kertas.

Untuk SMS, alurnya dari HP si A ke operator A, lalu masuk ke MSC operator B, baru dikirim ke HP B. ”Jadi, misalnya, si A pakai Indosat akan kirim SMS ke B yang pakai Telkomsel, SMS A itu akan masuk ke MSC Telkomsel, baru dikirim ke HP B,” katanya. MSC adalah singkatan dari mobile switching gateway. Semua aktivitas itu, kata Agung, tercatat pada call detail record (CDR) di setiap operator. ”Aktivitas apa pun akan direkam, baik itu SMS, miss call, atau telepon,” katanya.

Selain itu, isi atau konten SMS akan disimpan oleh operator dalam file terpisah dengan CDR. ”Jadi, bedakan antara aktivitas dan isi. Khusus untuk isinya, itu bisa di-recover atau bisa dilihat ulang sepanjang datanya belum tertimpa data baru,” katanya.

Tapi, lanjut dia, mengirim SMS tidak hanya menggunakan prosedur biasa. Menurut Agung, terdapat enam kemungkinan pengiriman SMS dengan nomor tertentu. Pertama, memang SMS tersebut dikirim oleh nomor yang jelas diketahui. Kedua, mengirimkan kepada diri sendiri. Ketiga, SMS dikirim oleh server yang terhubung dengan SMS center. Keempat, dengan menggunakan BTS palsu yang telah menyadap nomor pengirim ketika tidak aktif. Kelima, mengkloning SIM pengirim, kemudian mengirimkan SMS ketika nomor yang dikloning itu tidak aktif. Keenam, SMS dikirim oleh oknum operator telepon selular. ”Kalau pakai website, nomor pengirim bisa diisi siapa saja, tinggal dimasukkan terserah,” katanya. Alur dari website langsung masuk ke operator B dan dilanjutkan ke HP B. Setelah menjelaskan alur, Agung memaparkan soal base transmitter stations atau BTS. ”Ponsel kita ini dipegang oleh BTS. Ada tiga sektor yang setiap sektornya 120 derajat. Jadi, totalnya melingkar 360 derajat,” ujarnya. Nah, apa pun aktivitas ponsel akan diketahui BTS-nya. “Ini bisa juga dilacak, namanya cell id,” katanya.

Agung menjelaskan, khusus untuk CDR, ada dua jenis. Yakni, roll CDR yang mencatat aktivitas nomor yang tidak akan terhapus selamanya. Yang kedua, billing CDR yang dihapus tiga bulan sekali. ”Fungsi billing CDR itu menagih dana. Jadi, data itu nanti dicocokkan antaroperator. Karena hubungannya dengan uang, CDR akan sangat dijaga dengan baik oleh operator,” katanya.

Nah, bagaimana dengan ponsel Antasari? Agung menegaskan tidak ada. ”Saya disumpah di pengadilan untuk berbicara jujur. Maka, sesuai dengan keilmuan saya, itu tidak ada. Di CDR saja tidak ada, apalagi isinya,” katanya.

Bagaimana jika Antasari menghapus? Menurut Agung, kalau itu dilakukan, jejaknya pasti akan terlacak di operator. ”Hebat sekali bisa meminta CDR orang lain tanpa perintah pengadilan, kok sakti sekali,” ucapnya.

Sebab, jika ada, Antasari tidak cukup menghapus CDR atau aktivitas ponselnya. Namun, dia juga harus menghapus CDR milik Nasrudin Zulkarnaen. ”Berarti punya kekuasaan yang besar sekali,” tuturnya.

Agung mendapatkan hard copy catatan CDR dan aktivitas ponsel Antasari dan Nasrudin beratus-ratus halaman. ”Saya tiga hari memeriksa itu, sampai tidak tidur,” katanya.

CDR adalah data yang sangat lengkap. Yakni, meliputi waktu, posisi BTS, dan sebagainya. ”Tidak ada catatan aktivitas dari enam nomor ponsel Pak Antasari pada Februari 2009 kepada Nasrudin,” katanya. Pada telepon Nasrudin memang ada pesan singkat yang tercatat dari nomor ponsel Antasari. Pesan singkat itu diterima pada 30 Desember 2008 pukul 10.38 WIB. ”Isinya, langsung ke lantai 3,” kata Agung. Pesan singkat yang lain diterima pada Maret 2009.

Hasil bergadang tiga hari itu, Agung menemukan banyak fakta penting. Di antaranya, selama periode Februari-Maret 2009, tidak terdapat SMS yang dikirim dari keenam nomor HP milik Antasari kepada Nasrudin. Pada Februari 2009, nomor HP Antasari 0812050455 mencatat empat SMS dari nomor HP Nasruddin 0811978245, tapi tidak ada catatan adanya SMS balasan dari Antasari.

Pada Februari 2009, nomor HP Antasari 08889908899 tercatat menerima panggilan percakapan dari Saudara Nasrudin dengan durasi percakapan sembilan menit. Nasruddin mendapat 205 SMS incoming yang tidak tercatat nomor pengirim. Upaya yang dilakukan Agung untuk mendapatkan konfirmasi dari petugas operator mendapatkan jawaban yang tidak cukup untuk menjelaskan hal tersebut.

Menurut operator data, yang diberikan ke penyidik adalah roll CDR, yaitu sembilan CDR yang paling bawah. Tercatat 35 SMS incoming ke nomor Antasari 08121050455 dengan nomor pengirim yang tidak teridentifikasi pula. Seluruh SMS tersebut diperkirakan dikirim melalui web server. Selama Februari-Maret 2009, nomor telepon Antasari 08121050455 tidak sekali pun memiliki catatan yang digunakan untuk mengirim SMS atau untuk percakapan baik kepada Nasrudin maupun Sigid Haryo Wibisono (terdakwa kasus serupa).

Selama Februari-Maret, nomor HP Antasari 08881700466 tidak sekali pun memiliki catatan yang digunakan untuk mengirimkan SMS atau percakapan kepada Nasruddin. Tetapi, pernah tercatat menerima dua SMS incoming dari Saudara Sigid melalui nomor 088801005250 dan 08889969688.

Selama Februari-Maret 2009, nomor HP antasari 08889969688 tidak sekali pun memiliki catatan yang digunakan untuk mengirimkan SMS atau percakapan, baik kepada Nasruddin maupun Sigid. Selama Februari-Maret 2009, nomor HP Antasari 08889908899 tidak sekali pun memiliki catatan digunakan untuk mengirimkan SMS atau percakapan, baik kepada Nasruddin maupun Sigid.

Selama rentang waktu itu, nomor HP Antasari 08889501677 tidak sekali pun mengirimkan SMS atau percakapan kepada Nasrudin dan Sigid. Selama Februari-Maret 2009, nomor HP Antasari 088801005252 memiliki catatan digunakan untuk mengirimkan SMS kepada Sigid, sebanyak 33 kali SMS out going.

Tidak ditemukan juga catatan yang menunjukkan Nasrudin melakukan komunikasi, baik SMS maupun percakapan dengan Sigid. Dan, selama Februari-Maret 2009 tercatat beberapa kali pengiriman SMS kepada pemilik yang sama, yakni HP milik Antasari sebanyak sekali dan HP milik Sigid lima kali.

”Tugas saya melaporkan fakta siapa pun yang menganalisis hasilnya akan sama. Nek ana, ya ana. Nek ora, ya ora (Kalau memang ada, ya pasti ada. Kalau tak ada, ya memang tidak ada). Kalau ada, pasti jejaknya terendus di CDR,” ungkapnya.

Karena yakin benar, Agung mempersilakan orang lain juga menguji CDR itu. “Ayo, tunjukkan kalau benar-benar ada,” katanya. Bahkan, kata Agung, untuk melacak data itu tak harus doktor. ”Mahasiswa saya saja sudah bisa,” katanya.

Apakah mungkin ada rekayasa? ”Wah, saya tidak mau bilang itu. Memang bisa saja lewat website yang paling mungkin,” ujarnya. Saat menjadi saksi di sidang, Agung memang pernah memeragakan kemampuan mengirimkan SMS tanpa sepengetahuan orang lain. Agung mengatakan tidak punya beban menjadi saksi ahli Antasari. ”Kalau masalah vonis atau hukuman, itu jauh di luar kapasitas saya. Biarlah hakim yang memutuskan, tentunya dengan seadil-adilnya,” katanya.

Bukti Penting dalam Persidangan Antasari Diabaikan

Pengacara Antasari Azhar menyambut positif kesimpulan Komisi Yudisial (KY) atas penanganan perkara kliennya dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Meski terlambat, pengacara berharap KY bisa mengungkap kejanggalan dalam penanganan perkara tersebut.

Salah satu masalah yang terus diminta Antasari dan tim pengacara adalah menunjukkan baju almarhum Nasrudin dalam persidangan. “Berkali-kali kami minta baju korban karena ini sangat penting. Tapi tidak pernah dihadirkan jaksa penuntut umum,” kata Juniver Girsang selaku pengacara Antasari Azhar, Rabu 13 April 2011.

Baju ini, kata dia, bisa menunjukkan apakah peluru yang membunuh Nasrudin berasal dari senjata yang selama ini disita kepolisian atau bukan. Sebab, lanjut Juniver, hakim pun tidak memasukkan pertimbangan ahli forensik Munim Idris yang menyebutkan bahwa peluru yang bersarang di tubuh korban berbeda dengan senjata yang disita polisi. “Jika hal-hal ini dipertimbangkan, 100 persen kami yakin Antasari pasti bebas,” kata Juniver.

Dalam sidang, menurutnya, jaksa juga tidak bisa membuktikan apakah pesan layanan singkat (SMS) kepada korban memang berasal dari Antasari. “Dalam persidangan bisa dibuktikan kalau Antasari tidak pernah mengirim SMS,” kata dia. Hal ini, kata dia, dibenarkan ahli IT dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan nomor telepon genggam Antasari tidak pernah mengirim SMS seperti yang jaksa tuduhkan. “Walaupun telat, mudah-mudahan KY bisa mengungkap kenapa pertimbangan itu tidak dimasukkan.” Tim pengacara, kata dia, sudah menerima undangan KY untuk datang ke kantor KY.

Sebelumnya, KY menemukan indikasi pelanggaran kode etik dan perilaku hakim yang menangani perkara pembunuhan berencana dengan terpidana Antasari Azhar, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. KY menduga majelis hakim tingkat pertama hingga kasasi telah mengabaikan bukti penting.

Meski perkara Kasasi Antasari Azhar sudah diputus Mahkamah Agung, namun kasus hukum yang penuh dengan nuansa politik ini terus bergulir dan semakin membesar bagaikan bola salju. Dalam Putusan Kasasi Mahkamah Agung, yang terdiri dari Hakim Agung Dr Artidjo Alkostar SH LLM (Ketua Majelis), Moegihardjo SH dan Prof Dr Surya Jaya SH MH (Anggota Majelis), menghukum Antasari dengan hukuman 18 tahun penjara. Meskipun putusan tidak diambil secara bulat, karena Hakim Agung Prof Dr Surya Jaya SH MH menyatakan pendapat berbeda (dissenting opinion). Sebab menurut pendapatnya, Antasari Azhar wajib diputus bebas dari segala dakwaan.

Berikut ini wawancara dengan anggota tim pengacara Antasari Azhar, Dr Maqdir Ismail SH., LLM, seputar kasus mantan Ketua KPK yang sekarang semakin terang benderang setelah ditemukan bukti-bukti baru yang menyatakan sesungguhnya Antasari menjadi korban kekuasaan.

Bagaimana perkembangan kasus Antasari Azhar ?

Bau bangkai kalau disimpan serapat apapun pasti akan tercium. Kejanggalannya sudah banyak, seperti peran Rani Juliani yang diberi perlindungan berlebihan oleh penyidik. Menurut pengakuan Rani sendiri, sejak dijadikan saksi pada 15 Maret sampai Desember 2009 ketika sidang pengadilan dimulai, dia selalu dibawah penjagaan polisi dengan tinggal di apartemen. Ini kontradiktif sekali dengan Eduardus Noe Ndopo Mbete alias Edo, orang yang didakwa sebagai pembunuh Antasari. Menurut Edo, dirinya diperlakukan dengan kekerasan bahkan sampai disetrum, berbeda dengan Rani yang diperiksa di hotel, apartemen dan restoran. Perlakuan terhadap tersangka sekalipun sebelum terbukti bersalah belum boleh dianggap bersalah. Tetapi terbukti tersangka Edo tetap diperlakukan tidak patut untuk mengejar pengakuan, seperti diceritakan Edo sendiri.

Apa saja kejanggalan-kejanggalan dalam kasus Antasari ?

Pertama, berhubungan dengan penyitaan anak peluru dan celana jeans almarhum Nasrudin Zulkarnaen tanpa menyita baju korban. Dan pemeriksaan forensik hanya terhadap anak peluru, tetapi tidak ada pemeriksaan terhadap mobil korban.

Kedua, tentang luka tembak. Menurut Visum “…peluru pertama masuk dari arah belakang sisi kepala sebelah kiri dan peluru yang kedua masuk dari arah depan sisi kepala sebelah kiri. Diameter kedua anak peluru tersebut 9 (sembilan) milimeter dengan ulir ke kanan”. Hal ini menjadi ganjil kalau dihubungkan dengan fakta bahwa bekas peluru ada pada kaca segita mobil almarhum yang hampir sejajar dan tidak ada bekas peluru yang dari belakang. Dalam kesaksian Suparmin (sopir), almarhum roboh ke kanan.

Ketiga, tentang sejata api barang bukti. Keterangan Dr Abdul Mun’im Idris, peluru pada kepala korban 9 mm dan berasal dari senjata yang baik.

Keterangan ahli senjata Roy Harianto, bukti yang ditunjukkan adalah Revolver 038 Spesial dan rusak salah satu silendernya macet. Menembak dengan satu tangan dari kendaraan dan sasaran bergerak terlalu sulit untuk amatir, yang bisa lakukan penembakan seperti ini setelah latihan dengan 3000-4000 peluru. Keterangan terdakwa penjual senjata Teguh Minarto dalam perkaranya di PN Depok, senjata diperoleh di Aceh sesudah Tsunami dibawah Gardu PLN terapung dekat Asrama Polri. Pertanyaan penyidik kepada Andreas Balthazar alias Andreas ketika melakukan konfirmasi kebenaran senjata dan peluru yang menjadi barang bukti di PN Depok adalah peluru 38 Spc.

Keempat, bukti SMS. Tidak jelasnya kepentingan dan hubungan saksi Jeffrey Lumampouw dan Etza Imelda Fitri dalam bersaksi mengenai SMS ancaman kepada almarhum Nasrudin Zulkarnaen, yang katanya tertulis nama Antasari. Keterangan kedua saksi ini adalah rekaan dan pendapat hasil pemikiran. Ada sebanyak 2005 SMS ke HP almarhum Nasrudin Zulkarnaen yang tidak jelas pengirimnya, dan ada sebanyak 35 SMS ke HP Antasari Azhar yang tidak jelas sumbernya. Ada 1 (satu) SMS yang dikirim dan diterima oleh HP Antasari Azhar dan 5 (lima) SMS yang diterima dan dikirim ke HP Sigid Haryo Wibisono. Ahli IT Dr Agung Harsoyo menduga pengiriman SMS ini dilakukan melalui Web server. Ahli IT Dr Agung Harsoyo menyatakan tidak ada SMS dari HP Antasari Azhar kepada almarhum Nasrudin Zulkarnaen. Chip HP almarhum Nasrudin Zulkarnaen, yang berisi SMS ancaman rusak, tidak bisa dibuka.

Kelima, dalam Keputusan di PN Tangerang dan di PN Jakarta Selatan, ada perbedaan kwalifikasi para terpidana. Karena dalam pertimbangan PN Tangerang, Eduardus Noe Ndopo Mbete alias Edo dan Hendrikus hanya sebagai penganjur, sedangkan dalam pertimbangan PN Jakarta Selatan Antasari Azhar, Sigid Haryo Wibisono dan Wiliardi Wizar, mereka adalah sebagai pelaku dan penganjur.

Keenam, dalam pertimbangan Majelis Hakim perkara Antasari Azhar (hal 175), ada pertimbangan yang tidak jelas asalnya atau saksi yang menerangkannya, diduga dari pertimbangan perkara lain. Dalam pertimbangannya, Majelis Hakim menyatakan: “Menimbang bahwa Hendrikus mengikuti korban dalam waktu cukup lama, sampai akhirnya, sebagaimana keterangan saksi Parmin dipersidangan…”.

Ketujuh, ada penyitaan barang bukti dari kamar kerja Antasari Azhar di KPK yang tidak berkaitan dengan perkara, dan penyitaan tersebut tidak dilakukan atau dikonfirmasi kepada terdakwa Antasari Azhar. Bukti yang disita ini dikembalikan kepada Chesna F Anwar.

Kedelapan, ada penjagaan yang berlebihan oleh penyidik terhadap Rani Juliani sejak dimintai keterangan sebagai saksi dalam penyidikan hingga memberi keterangan sebagai saksi dipersidangan. Dalam mempertimbangkan keterangan Rani Juliani, Hakim mengabaikan Pasal 185 ayat 6 huruf d yaitu cara hidup dan kesusilaan saksi.

Kesembilan, adanya pengakuan Eduardus Noe Ndopo Mbete alias Edo diperiksa dengan cara dianiaya diluar lingkungan Polda Metro Jaya, sedangkan Rani Juliani mengaku diperiksa di hotel, restoran dan apartment.

Kesepuluh, Hakim mengizinkan pemeriksaan penyidik dipersidangan, yang serta merta dilakukan sesudah Wiliardi Wizard mencabut pengakuan adanya keterlibatan Antasari Azhar dalam perkara pembunuhan almarhum Nasrudin Zulkarnaen.

Adapun yang paling mudah untuk membuka adanya rekayasa terhadap perkara Antasari Azhar adalah dengan menguak pengirim SMS ancaman terhadap almarhum Nasrudin dan mencari pengirim SMS serta penelpon ancaman dan cerita tidak benar terhadap keluarga Antasari Azhar.

Misteri Dibalik Kasus Antasar Azhar

Bagaimana sebenarnya sepak terjang Antasari Azhar saat menjadi Ketua KPK? Lepas dari kekurangannya, Antasari sebenarnya sudah terlihat berani membabat oknum-oknum pejabat yang koruptor. Ia pun saat menjadi Ketua KPK nekat untuk memenjarakan Aulia Pohan (besan SBY). Antasari juga berani menyeret para jaksa “nakal” seperti jaksa Urip Tri Gunawan yang disuap Artalyta Suryani (Ayin). Untuk itulah, diduga ada konspirasi seperti pergolakan “Cicak vs Buaya” dan juga rekayasa kriminalisasi pimpinan KPK.

Maka, tak heran apabila saat itu Antasari Azhar dituntut hukuman mati sebagai shock teraphy bagi para pemberantas korupsi KPK agar tidak menyeret para penguasa di negeri ini. Ingat! KPK dibentuk saat Megawati jadi Presiden. Tuntutan JPU untuk Antasari dihukum mati diduga ada pesanan dari “bos” atasan jaksa, dengan mengabaikan pendapat para pakar hukum. Keputusan JPU yang menuntut hukuman mati terhadap Antasari sebagai salah satu terdakwa kasus pembunuhan Narsuddin, merupakan tuntutan sepihak dan dilematis serta berbau nuansa politis terkait skenario besar yang diduga berujung kepada rekayasa pelemahan KPK. Maklum, KPK yang dianggap sebagai institusi super body dapat membahayakan para pelaku korupsi kelas kakap termasuk para penyelenggara negara yang terlibat dugaan korupsi.

Diduga ada dendam dari pihak penguasa terhadap Antasari yang sudah berani dan “lancang” menangkap para pejabat, menyeret dan menghantam sana-sini tanpa rasa takut demi penegakan hukum. Kasus besar pun diproses oleh Antasari, sehingga para penguasa diduga kuat mempengaruhi proses hukum yang sedang berjalan sekarang ini menyeret Antasari dengan tuntutan hukuman mati.

Terkadang pengaruh penguasa di balik layar sangat kuat dalam menekan proses keputusan hukum yang sebenarnya. Akhirnya berujung kepada iming-iming jabatan yang lebih tinggi pun sebagai bargaining politik dapat menjadi taruhan apabila hukuman mati bagi Antasari dapat dijalankan. Apakah dalam sanubari aparat hukum di negeri ini masih mengandalkan hati nurani? Pasalnya, tuntutan hukuman mati bagi Antasari hanya didasari bukti yang sumir. Bahkan, pengacara Antasari telah membeberkan 32 bukti bahwa kasus Antasari adalah rekayasa.

Beberapa bukti penting yang dungkapkan pengacara Antasari Azhar, Hotma Sitompul misalnya, antara lain saksi dalam kasus pembunuhan Nasrudin diperiksa secara paralel, satu saksi untuk banyak tersangka. Saksi-saksi tersebut juga diperiksa tanpa didampingi penasehat hukum. Ada pula beberapa saksi yang ditemukan di tempat penembakan Nasrudin di Tangerang, Banten, namun tidak pernah diperiksa apalagi dihadirkan ke persidangan. Bahkan, penyidik tidak mencantumkan BAP terdakwa Kombes Wiliardi Wizar tanggal 29 April 2009 lalu. Dalam BAP tersebut, Wili tidak menyebutkan keterkaitan Antasari dalam pembunuhan Nasrudin. Penyidik malah mengiming-imingi Wili hanya akan dikenai hukuman disiplin bila membuat pengakuan tentang keterlibatan Antasari tersebut. Apakah itu bukan rekayasa?

Pengacara Antasari juga mengungkapkan, saksi kunci Rhani Juliani (istri siri Nasrudin) cuma diperiksa satu kali di Polda Metro Jaya. Selebihnya Rhani diperiksa di apartemen, Rumah Makan di SCBD, serta hotel di Ancol. Namun, BAP Rhani selalu dikatakan diperiksa di Mapolda Metro. Sedangkan Antasari diperiksa pertama kali sebagai tersangka pada 4 Mei 2009, namun telah dibuatkan Bukti Acara Pemeriksaan (BAP) tertanggal 26 April satu bulan sebelumnya. Selain itu, penyidik tidak menyita baju milik korban. Bukankah itu kunci untuk mengetahui apakah tembakan itu jarak jauh atau dekat?

Nampaknya, apa yang terjadi selama ini dituduhkan kepada Antasari Azhar sebetulnya bukanlah kasus yang sebenarnya, tetapi hanya sebuah ujung dari konspirasi besar yang memang bertujuan mengkriminalisasi institusi KPK. Bisa jadi, dengan cara terlebih dahulu mengkriminalisasi pimpinan, kemudian menggantinya sesuai dengan orang-orang yang sudah dipilih oleh “sang sutradara”, akibatnya, meskipun nanti lembaga ini masih ada namun tetap akan dimandulkan.

Kabarnya, sikap Ketua KPK Antasari yang dulu berani menahan besan SBY, sebetulnya membuat SBY sangat marah kala itu. Hanya, waktu itu ia harus menahan diri, karena dia harus menjaga citra, apalagi moment penahanan besannya mendekati Pemilu, dimana dia akan mencalonkan lagi. SBY juga dinasehati oleh orang-orang dekatnya agar moment itu nantinya dapat dipakai untuk bahan kampanye, bahwa seorang SBY tidak pandang bulu dalam memberantas korupsi. Konon, SBY terus mendendam apalagi, setiap ketemu menantunya, Anisa Pohan, suka menangis sambil menanyakan nasib ayahnya.

Saat masih menjabat Ketua KPK, Antasari tidak hanya akan membongkar skandal Bank Century, tetapi dia juga mengancam akan membongkar proyek IT di KPU, dimana dalam tendernya dimenangkan oleh perusahaannya Hartati Murdaya (Bendahara DPP Partai Demokrat). Antasari sudah menjadi bola liar, ia membahayakan bukan hanya SBY tetapi juga Kepolisian, Kejaksaan, dan para konglomerat, serta para innercycle SBY. Antasari pun pernah berpesan wanti-wanti agar apabila terjadi apa-apa pada dirinya, maka penelusuran Bank Century dan IT KPU harus diteruskan. Itulah sebabnya saat itu KPK terus akan menyelidiki Bank Century, dengan terus melakukan penyadapan-penyadapan. Satu catatan, diduga Anggoro dan Anggodo, termasuk penyumbang Pemilu yang paling besar bagi kemenangan SBY. Jadi mana mungkin Polisi atau Jaksa, bahkan Presiden SBY sekalipun berani menangkap Anggoro dan menghukum berat Anggodo meski sudah ditahan?

Akhirnya, sang penegak hukum “sejati” Antasari Azhar harus meratapi nasibnya. Tidak hanya diputarbalikkan niat baiknya untuk bertekad membongkar korupsi menjadi si pembunuh Nasruddin Zulkarnaen, tetapi diduga juga “difitnah” melakukan kencan atau berselingkuh dengan Rhani Juliani. Sudah saatnya, penegakan hukum di negeri kita ini harus benar-benar dijalankan dengan terbuka dan transparan, tidak boleh ada yang ditutup-tutupi sehingga “bangkai busuk” yang disembunyikan bisa ketahuan jelas. Juga bagi pihak yang merasa sudah berbuat fitnah dan penyesatan hukum, diimbau hendaknya segera sadar, berhenti dan tobat. Namun, kini jaksa Cirus Sinaga tidak terjangkau proses hukum secara serius. Ada apa ini?!

Dokumen IT KPU yang Dulu Dipegang Antasari LENYAP

Kala terlibat kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasruddin Zulkarnaen, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar tengah menangani kasus dugaan korupsi pengadaan IT KPU. Kini Antasari tidak tahu di mana dokumen itu. “Dulu saya sempat ngomong dengan Pak Antasari, beliau bertanya ada di mana dokumen pengadaan IT suatu lembaga. Ada kehilangan berkas itu, tidak tahu ke mana,” ujar kuasa hukum Antasari, Maqdir Ismail, dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (19/4/2011).

Apakah berkas tersebut termasuk yang disita oleh penyidik? “Saya nggak tahu. Penyitaan dokumen dari kantor Pak Antasari ini tidak dikonfirmasi ke Pak Antasari. Saat penyitaan kan Pak Antasari sudah di dalam (tahanan),” kata Maqdir.

Berdasar putusan pengadilan, seharusnya semua dokumen yang pernah diambil, dikembalikan ke KPK. Namun, dokumen pribadi milik Antasari ternyata juga tidak dikembalikan kepada Antasari. “Padahal ada dokumen yang menurut pengadilan dikirim oleh seseorang untuk Antasari dan bertuliskan private dan confidential. Ini juga dikembalikan ke KPK, padahal itu untuk Antasari. Kami sudah sampaikan kejanggalan ini juga ke Komisi Yudisial (KY),” tutur Maqdir.

Menurut Maqdir, saat dilakukan penyitaan berkas, tidak ada konfirmasi sama sekali kepada Antasari apakah dokumen berhubungan dengan kasus yang menjerat Antasari atau tidak. “Yang saya tahu ada juga berkas tentang kerjasama negara dengan swasta, yang buat saya tidak penting amat. Ada laporan BLBI yang merupakan kerjaan lama yang sudah selesai,” terang Maqdir.

Dia berpendapat, dokumen yang tidak terkait perkara tetapi diambil untuk disita, maka hal itu melanggar hukum. Namun pihak kuasa hukum masih belum tahu proses hukum apa yang akan diambil terkait barang-barang yang disita.

Kasus Antasari kembali mencuat setelah Komisi Yudisial pada 13 April menemukan indikasi pelanggaran profesionalitas hakim yang menangani persidangan Antasari Azhar, setelah mempelajari pengaduan pengacara Antasari. KY mensinyalir ada sejumlah bukti-bukti penting yang justru tidak dihadirkan hakim. Bukti penting yang diabaikan itu seperti bukti dan keterangan ahli terkait senjata dan peluru yang digunakan dan pengiriman SMS dari HP Antasari.

Polri Sita 3 Dokumen Kasus KPK
Pihak mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar penyebutkan Polri telah menyita dokumen kasus KPK. Penyitaan tersebut saat Polri melakukan penyelidikan terkait kasus pembunuhan Dirut PT Rajawali Putra Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.

“Penyidik menyita tiga dokumen dari ruangan Pak Antasari di KPK. Tiga dokumen yang disita tentang BLBI, perjanjian swasta dengan BUMN, dan satu bundel pengaduan masyarakat, ya termasuk soal IT,” tutur kuasa hukum Antasari, Maqdir Ismail saat dihubungi, Selasa (19/4/2011).

Antasari Azhar Bersumpah!..

Bismillahirrohmanirrohim

Demi Allah SWT Saya Bersumpah!

Hari ini tanggal 03 Januari 2011, Jaksa selaku eksekutor melaksanakan putusan Mahkamah Agung/ MA dengan cara menempatkan saya di Lembaga Pemasyarakatan. Tepatnya di Lembaga Pemasyarakatan yang mana?, sepenuhnya wewenang Jaksa.

Sebentar lagi, sebagai seorang terpidana walau tidak besalah. Masih ada kesempatan saya melakukan upaya hukum luar biasa yaitu Peninjauan Kembali (PK) untuk meraih kebenaran yang bermuara pada keadilan. Dapat dipastikan saya akan mengajukan Peninjauan Kembali (PK). Mengingat upaya meraih keadilan akan terus saya perjuangkan sekalipun dari balik terali besi, namun dibawah lindungan Allah SWT.

Selama hampir 2 (dua) tahun saya “DIAM” tidak berarti kami turut merencanakan kejahatan sebagaimana didakwakan pada saya. Namun sebagai penegak hukum, saya menghormati proses yang dilaksanakan dalam rangka menjaga kewajiban lembaga penegak hukum. Sampai saat ini saya menilai sejak penyidikan, penuntutan sampai dengan persidangan, hakim telah dihadapkan kepada Fakta/BAP yang telah membelokan proses teknis yuridis. Sehingga putusan yang ada seperti saat sekarang tidaklah berlebihan jika saya akan mengajukan Peninjauan Kembali (PK) dengan suatu pengharapan peradilan yang jujur, profesional dan berkeadilan masih ada di Bumi Pertiwi ini.

Adapun dugaan kejanggalan/pembelokkan fakta dimaksud antara lain:

1. Pengiriman SMS mengancam tidak jelas, fakta sidang bukan terdakwa, barang bukti HP tidak pernah dibuka apalagi di Rollback untuk melihat siapa pengirim (IMEI) yang menggunakan nomor saya, atau SMS rekayasa.

2. Baju korban tidak pernah dijadikan barang bukti(?)

3. Senjata yang dijadikan barang bukti dengan Proyektil/ Peluru yang mengakibatkan korban meninggal, tidak cocok (Revolver 38, Proyektil diameter 99 mm) dan lain-lain kejanggalan.

Maka seharusnya dalam perkara ini telah terjadi Error in Persona maupun Objekto, menghukum orang yang tidak bersalah dan telah mengesampingkan Alat Bukti Ahli Balistik maupu Forensik terutama Ahli IT yang disumpah.

Saya yakin kebenaran akan menampakkan wujudnya di Bumi Merah Putih. Insya Allah. Amin

Jeruji Besi Polda Metro Jaya, 03 Januari 2011

Hormat Saya

Antasari Azhar

Politik Balas Dendam

ADA penilaian, apa yang dikembangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap lawan-lawan politiknya sungguh sangat merusak demokrasi, jauh dari etika dan moralitas. Sebagai orang yang saat ini berkuasa atas jalannya roda pererintahan, termasuk insitusi hukum dan kejaksaan, SBY dinilai telah melakukan berbagai rekayasa politik atas orang-orang yang berbeda dengannya. Rekayasa tersebut digemborkan dengan berbagai macam cara, entah isu korupsi atau isu perempuan.

Aktivis Petisi 28 Haris Rusly menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh SBY dalam penegakan hukum diduga hanyalah sebuah rekayasa politik semata. Dalam kasus Antasari Azhar misalnya, Haris 100% yakin bahwa sebetulnya Antasari tidak terlibat. Tetapi nampaknya Antasari tidak berdaya dalam kekuatan politik dan modal yang saat ini sedang berkuasa. Ia pun akhirnya masuk penjara. Lebih jauh Haris menduga bahwa apa yang terjadi pada Antasari sebetulnya adalah salah satu bentuk upaya pelemahan KPK demi mengamankan kepentingan Istana. “Saya tidak yakin bahwa orang seperti Antasari bermain perempuan sedemikian rupa sehingga sampai membunuh seorang Nasrudin. Sepertinya ini hanyalah rekayasa politik semata,” ujar juru bicara Petisi 28 yang juga mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini saat diskusi penegakan hukum era SBY di Doekoen Coffee, Pancoran, Jakarta, Kamis (8/7/2010).

Lebih jauh ia menyatakan bahwa dalam penegakan hukum SBY sepertinya tebang pilih. SBY diduga mengamankan kawan-kawan dekat Istana yang diduga terlibat dalam soal korupsi, sementara disisi lain menghajar lawan politik dengan isu korupsi dan lain-lain. Apa yang dilakukan oleh dalam penegakan hukum dinilai tebang pilih karena juga hanya berlaku pada orang-orang yang katakanlah sudah tidak punya kekuasanan lagi. Penegakan hukum SBY hanya terjadi pada orang-orang yang sudah berada di luar kekuasaan.

Hal tersebut dapat menimbulkan dugaan bahwa politik yang dikembangkan oleh SBY selama ini adalah politik balas dendam semata. Ia menyingkirkan dengan cara-cara yang tidak etis orang-orang yang tidak lagi berada dipusat kekuasaan dan merugikan kepentingannya. Hal ini diduga akan terus berlanjut dalam politik Indonesia mendatang. Ketika SBY tidak berkuasa lagi, bisa jadi politik balas dedam tersebut akan menimpa dirinya. “SBY sepertinya saat ini merasa bahwa ia akan berkuasa seumur hidup. Ia akan berkuasa seperti Soeharto. Sehingga ia kini berbuat sewena-wena saat berkuasa. Jangan salah,” ujar aktivis Petisi 28 ini.

Sementara itu, Ali Mukhtar Ngabalin menilai apa yang terjadi di lingkungan Istana juga sebetulnya tidaklah bersih. Lingkungan Istana banyak juga dipenuhi oleh hal-hal yang merugikan Negara dan merugikan masyarakat secara keseluruhan. Sebab itu, bila SBY saat ini sewena-wena dengan memperlakukan lawan politiknya, maka hal tersebut juga bisa jadi menimpa SBY ketika ia tidak lagi berkuasa.

Rakyat Indonesia secara keseluruhan membutuhkan sebuah sikap kepemimpinan SBY yang tidak tebang pilih dalam pemberantasan korupsi. Penegakan hukum yang tidak saja menimpa lawan-lawan yang lemah, tetapi juga kerabat Istana. Juga bukan sebuah penegakan hukum yang bukan rekayasa. Bila itu yang kini dikembangkan SBY, politik Indonesia ke depan akan dipenuhi oleh praktik politik balas dendam. Dan demokrasi di jurang kehancuran.

Menghabisi Nasrudin Zulkarnaen Adalah Tugas Negara ?

Nasrudin Zulkarnaen
Williardi Wizar, perwira polisi berpangkat Komisari Besar, dituduh berperan mengorganisir tim eksekutor atau penembak. Ia mengatakan mengambil peran itu karena tugas negara. “Karena ada surat perintah dari Kombes Chairul Anwar,” kata Williardi saat bersaksi atas terdakwa Edo di Pengadilan Negeri Tangerang, Senin, 9 November 2009.

Chairul Anwar merupakan ketua tim investigasi yang ditunjuk Kapolri Bambang Hendarso Danuri untuk menindaklanjuti laporan Antasari Azhar. Laporan itu dibuat sebelum pembunuhan terjadi. Isinya, aduan atas sejumlah teror yang menyatakan Antasari telah melakukan tindak pelecehan seksual. Williardi menerima surat perintah Chairul Anwar dari Sigid Haryo Wibisono. Ia kemudian menghubungi kenalannya, Jerry Hermawan Lo. “Kami minta kepada Jerry untuk dicarikan orang untuk menyelidiki seseorang,” kata Williardi.

Dalam kesaksiannya, Edo kembali menegaskan bahwa semua ia lakukan demi tugas negara. Selain karena ada surat tugas, ia semakin yakin itu tugas negara setelah mendengar Sigid berkomunikasi dengan sekretaris pribadi Kapolri bernama Arif, melalui telepon. “Saya juga sudah kroscek langsung. Arif bilang benar ada telepon dari Sigid dan Arif bilang ke saya tolong dibantu,” ujarnya.

Empat orang lainnya yang diduga berperan sebagai eksekutor pembunuhan kini telah ditetapkan sebagai pembunuh adalah Daniel Daen, Fransiskus, Hendrikus dan Heri Santosa.

Juan Felix Tampubolon, pengacara terdakwa kasus penembakan Direktur Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnain, mengatakan kliennya, Daniel Daen, adalah korban dalam lingkaran kasus pembunuhan yang menyeret nama Antasari Azhar itu. “Sebenarnya dia sempat tidak mau melaksanakan perintah penembakan, tapi karena diancam dihabisi karena alasan sudah tahu rahasia negara, akhirnya dia mau,” kata Juan Felix usai sidang dengan agenda mendengarkan keterangan Daniel di Pengadilan

Hoax

“Dosa-dosa” Ahok terhadap umat Islam: 1...Ahok menghancurkan Masjid Baitul arif di jatinegara, Jakarta Timur, sehingga warga setempat tidak bisa shalat jum’at dan melakukan kajian Islam sampai saat ini. 2..Ahok juga menghancurkan masjid bersejarah Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki(TIM). Dengan dalih renovasi namun hingga hari ini tidak ada tanda-tanda akan dibangun kembali… 3..Tidak puas dengan menghancurkan masjid-masjid, Ahok mengganti para pejabat Muslim dengan pejabat-pejabatkafir seperti Lurah Susan, lurah grace, dan sebagainya. 4..Tak hanya itu, kepala sekolah Muslim di DKI juga banyak yang diganti dengan alasan lelang jabatan. Hasilnya, banyak kepala sekolah kristen sekarang. 5..Merasa didukung media-media sekuler, Ahok terus menghapus simbol-simbol Islam. Melalui kadisdik DKI yang kafir, Lasro Masbrun…dia mengeluarkan aturan mengganti busana Muslim di sekolah-sekolahDKI setiap jum’at dengan baju betawi…padahal sebenarnya baju betawi bisa di hari lain, seperti aturan di sekolah-sekolahBandung, yaitu hari rabu untuk baju daerah (Sunda), sedangkan jum’at tetap dengan busana Muslim. 6..Setelah sukses menghancurkan masjid dan menghilangkan simbol-simbol Islam di DKI Jakarta…Ahok juga membatasi kegiatan syiar Islam seperti malam takbiran dengan alasan macet. Padahal perayaan tahun baru yang dipimpin AHOK JAUH LEBIH PARAH macetnya dengan menutup jalan-jalan protokol jakarta. 7..Ahok juga mendukung legalisasi pelacuran yaitu lokalisasi prostitusi, dan menyebut yang menolaknya adalah munafik, termasuk muhammadiyah. Akhirnya Muhammadiyah resmi melaporkan Ahok ke polisi dengan pasal penghinaan. 8..Ketika umat Islam mati-matian memprotes Miss World, Ahok justru mendukung total bahkan bangga jika Jakarta jadi tuan rumah final kontes umbar aurat itu. 9..Tak kalah parahnya adalah Ahok mendukung wacana penghapusan Kolom Agama di KTP. 10..Ahok juga mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan: BOLEH MINUM BIR, asal jangan mabok. Tak cuma mendukung Miss World, Ahok juga mendukung penuh konser maksiat Lady Gaga. 11. Ahok dengan berani melecehkan ayat suci. Dia bilang, ayat suci wajib tunduk pada ayat konstitusi. 12. Pada lebaran yang lalu, situasi yang adem tiba-tiba menjadi panas kembali dengan wacana Ahok untuk menghapuskan cuti bersama saat lebaran… Apa dia tidak izinkan umat Islam berlebaran dan silaturahmi…? Kenapa pula tidak dicontohkan melalui pencabutan cuti bersama natal/tahun baru…? Mengapa hanya dan harus lebaran yang dibidik? 13. Ahok juga menentang habis manifesto Partai Gerinda tentang pemurnian agama dari aliran sesat. 14. Ada yang bilang, tidak apa-apa pemimpin kafir asal tak korupsi… Nah, ternyata Ahok diduga kuat terlibat korupsi pengadaan bus Transjakarta sebesar 1,6 Triliun. Koruptor-koruptor BLBI juga kebanyakan “sejenis” dengan Ahok, yaitu konglomerat-konglomerat dari warga/golongan “keturunan” kafir. 15. AHOK LARANG TABLIGH AKBAR, lagi-lagi dengan alasan bikin macet. Padahal perayaan tahun baru yang Ahok buat lebih parah bikin macet dengan menutup sejumlah jalan protokol. 16.AHOK MENGHAPUS jatah makan jamaah haji asal jakarta yg telah menjadi anggaran rutin pemda DKI JAKARTA SEJAK DULU. ADA APA????? 17.AHOK MENGHAPUS dana bantuan untuk madrasah,majelis taklim dan masjid yg telah menjadi program rutin pemda DKI sebelumnya. ADA APA??? 18.AHOK BERANI MENGOBOK2 SYI'AR ISLAM "SYARI'AT QURBAN"  padahal sudah diperingatkan,bahwa itu hal yg sangat sensitif bagi ummat islam. Tapi,ahok tetap aja melarang penjualan hewan qurban di tempat umum dengan mengerahkan satpol PP. AHOK juga melarang pemotongan hewan qurban di halaman masjid,sekolah dan kantor dengan alasan kotor dan mendatangkan penyakit. Padahal ibadah qurban Ini sudah tradisi ummat islam sejak ratusan tahun. Sudah diingatkan,ini masalah sensitif.tapi tetap bandel.akibatnya timbul PERLAWANAN. INI SAMA AJA MAU NANTANG PERANG SAMA UMMAT ISLAM. TERBUKTI!!! AHOK = MUSUH ISLAM. Umat islam HARAM PILIH AHOK. TITIK. Yang ngaku2 islam tapi pilih pemimpin kafir = MUNAFIQ MUNAFIQ MUNAFIQ MUNAFIQ tempatnya di dasar neraka paling dalam. Renungkan!